Ilustrasi hujan. Foto: Medcom
Ilustrasi hujan. Foto: Medcom

Turun Bersama Hujan, dari Mana Asal Mikroplastik di Udara?

Citra Larasati • 25 Oktober 2025 21:10
​Jakarta: Masalah polusi bukanlah hal yang baru, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta. Namun kini, ancaman polusi datang dalam bentuk yang nyaris tak kasat mata dan turun langsung dari langit.
 
Sebuah penelitian mengenai deposisi atmosfer di wilayah urban pesisir Jakarta mengungkap fakta bahwa air hujan yang turun di kota besar turut membawa partikel mikroplastik.

Apa Itu Mikroplastik?

Berdasarkan infografik yang diunggah Ditjen Sains dan Teknologi Dikti melalui akun Instagram @ditjensaintekdikti, Definisi mikroplastik adalah fragmen plastik dengan ukuran sangat kecil, yakni kurang dari 5 milimeter. Partikel ini bisa berasal dari pemecahan limbah plastik yang lebih besar, atau sengaja diproduksi dalam ukuran kecil seperti "microbeads" pada produk kosmetik dan sabun.
 
Penelitian di Jakarta tersebut menemukan bahwa mikroplastik di udara jatuh bersamaan dengan hujan dan akhirnya mengendap di permukaan kota.

Temuan yang paling mengkhawatirkan adalah adanya peningkatan drastis selama musim hujan. Jumlah deposisi mikroplastik melonjak menjadi lebih dari 23 partikel per meter persegi per hari.
 
Angka ini jauh di atas rata-rata global yang diperkirakan sekitar 15 partikel per meter persegi per hari.

Hujan Sebagai 'Transport Mechanism'

Fenomena jatuhnya mikroplastik bersama hujan ini dikenal dalam sains sebagai "transport mechanism". Secara spesifik, proses utamanya disebut Wet Deposition.
 
Ini adalah proses di mana tetesan air hujan secara efektif "menangkap" partikel mikroplastik yang melayang di atmosfer, kemudian membawanya jatuh ke permukaan bumi. Artinya, setiap kali hujan deras turun di Jakarta, bukan hanya air yang tercurah, tetapi juga polusi plastik mikroskopis yang ikut menumpuk di tanah dan berpotensi menyusup ke sistem air bawah permukaan.

Dari Mana Asal Mikroplastik di Udara?

Partikel mikroplastik yang berakhir di atmosfer ini berasal dari berbagai sumber yang dekat dengan aktivitas manusia sehari-hari, di antaranya:
  1. Pakaian Sintetis: Serat halus dari kain seperti poliester dan nilon terlepas saat proses pencucian.
  2. Kosmetik & Sabun: Banyak produk perawatan tubuh menggunakan *microbeads* sebagai butiran *scrub*.
  3. Industri & Kendaraan: Debu dari ban, cat, dan emisi industri berkontribusi menambah polusi partikel di udara.
  4. Air Limbah: Partikel kecil yang lolos dari sistem penyaringan air limbah.
Temuan ini menjadi pengingat serius bahwa krisis polusi plastik telah mencapai level yang mengkhawatirkan, bahkan sampai mencemari udara yang kita hirup dan air hujan. Masyarakat diimbau untuk mengambil langkah sederhana namun krusial, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, beralih ke produk yang mudah didaur ulang, dan memastikan pengelolaan sampah plastik dilakukan dengan benar untuk menekan laju pencemaran ini.
 
(Sultan Rafly Dharmawan) 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan