“Sebagai dosen dan juga peneliti, kami dari ITB memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan penelitian tersebut. Ini adalah hasil riset kami selama kurang lebih 6 bulan, karena perlu waktu untuk optimasi formula dan uji stabilitas,” ujar Direktur PPNN ITB, Heni Rachmawati, dikutip dari laman itb.ac.id, Jumat, 8 April 2022.
Heni menjelaskan sabun dibuat untuk menjawab tantangan produk yang bisa digunakan untuk menyucikan dari najis. Dia menyebut Indonesia sebagai negara dengan mayoritas muslim belum menghasilkan produk seperti itu yang halal dan tersertifikasi.
Dia menuturkan sabun mengandung kaolin, yaitu bahan tanah liat asli Indonesia dan dapat dicampurkan pada sabun untuk menyucikan najis. Keunggulan sabun ini, yaitu mengandung unsur tanah berupa 20 persen kaolin yang mampu membersihkan najis.
Kemudian, mengandung nanoemulsi Vitamin E yang berperan menutrisi dan melembapkan kulit. Sabun dirancang dengan formula aman untuk seluruh jenis kulit sehingga anti iritasi, tidak meninggalkan residu, dan ramah lingkungan. Terpenting, telah tersertifikasi halal dari MUI dan berizin edar BPOM RI.
Heni menyebut produk ini dibuat setelah hasil penelitian berbasis pada optimasi, pengecekan parameter, dan penyesuaian terhadap standar pembuatan sabun yang berlaku. Pembuatan sabun diukur efektivitasnya dengan berbagai macam pengujian yang tidak murah dan mudah, misalnya uji mikroba dan karakterisasi material.
Dia menjelaskan tantangan membuat sabun ini terdapat pada kandungan nanoemulsi dan partikel yang harus tersuspensi. Heni menyebut pada sabun biasa lebih mudah pembuatannya, namun khusus sabun anti najis ini ada komponen nanoemulsi dari Vitamin E dan bahan-bahan lain.
"Bahan-bahan ini harus diperhatikan kompatibilitasnya dan ketersatuan komponen dalam sabunnya. Karena sabun ini memiliki PH yang tinggi maka kami buat PH yang aman untuk kulit antara 5-6,5,” papar dia.
Selain itu, sabun Natura ini juga mengandung unsur kaolin, yaitu partikel padat, seperti serbuk yang ukurannya cukup besar dalam skala mikrometer. Kaolin ini sifatnya mudah tersuspensi (mudah mengendap) dan jumlahnya cukup banyak yaitu 20 persen.
“Tantangan terbesarnya adalah menghomogenkan partikel kaolin agar tidak mengendap. Untuk membuat homogen ini perlu ada optimasi suspending agen yang juga kompatibel, aman, dan ekonomis. Jadi, pencarian jenisnya menjadi tantangan, beserta konsentrasinya, dan ketahanan menyuspensi kaolin dalam jangka waktu yang lama,” tutur dia.
Sabun dibandrol dengan harga Rp25 ribu untuk 100 ml. Heni menilai harga sangat terjangkau dan murah dengan manfaat dan fungsi yang sangat baik dalam membersihkan najis bila dibandingkan dengan produk-produk lain yang belum tentu halal dan teruji.
Pengelola PT Rumah Inovasi Natura Annis Catur Adi menyampaikan terima kasih atas kesempatan dan kerja sama dalam pembuatan produk ini dengan PPNN ITB. Dia berharap produk ini bisa menjadi solusi praktis untuk tetap bersuci dari najis dan memenuhi syariah.
"Ini adalah produk yang pertama, semoga kami bisa berkolaborasi untuk menghasilkan produk-produk lain yang bermanfaat," ujar dia.
Natura, sabun pencuci najis ini merupakan produk hasil dari Matching Fund PPNN ITB. PPNN merupakan salah satu pusat penelitian terbaru yang didirikan ITB yang memiliki tujuan utama meneliti dan mengembangkan nanosains dan teknologi untuk kemajuan bangsa.
PPNN hadir untuk menanggapi tantangan kompleks modern atas kemajuan teknologi di dunia. Kehadiran PPNN juga menegaskan kembali komitmen kuat yang selalu melibatkan penelitian, pengembangan, dan aplikasi sains perbatasan dan teknologi untuk kemajuan Indonesia.
Baca: Keren! Inovasi Sarang Lebah Buatan Mahasiswa SBM ITB Raih Perunggu di Ajang Asian Students Venture Forum
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id