Hal tersebut disampaikan saat membacakan orasi ilmiah “Potensi Senyawa Bioaktif dari Tanaman Duku (Lansium domesticum Corr.)” dalam Upacara Pengukuhan dan Orasi Ilmiah Penerimaan Jabatan Guru Besar bidang Ilmu Kimia Organik. Tri mengatakan bagian kulit kayu tanaman duku yang kaya akan oleoresin dapat digunakan untuk mengatasi diare dan demam.
Daging buah duku juga dapat digunakan sebagai perawatan wajah dan bijinya sebagai antifeedant serta penurun panas. Selain itu, daun kering tanaman duku juga dapat digunakan sebagai pengusir nyamuk.
“Kulit kayu digunakan untuk pengobatan malaria, mengurangi rasa sakit, dan demam. Air rebusan dari kulit batang biasa digunakan sebagai obat disentri. Bijinya yang hijau pahit dapat digunakan sebagai obat cacing dan penolak demam,” papar Tri.
Tri menjelaskan secara tradisional biji dan kulit kayu tanaman duku juga sudah dikenal efektif terhadap parasit malaria. Sebab, ditemukan beberapa senyawa yang memiliki potensi sebagai antimalaria, yaitu 4-hidroksi-N-metilprolin, domesticulid B dan C, metil 6-asetoksiangolensat, dan azadiradion.
Tanaman duku juga berpotensi dikembangkan sebagai obat kanker yang lebih efektif dan berasal dari sumber alami melalui penelitian berkelanjutan. Tri menyebut ditemukan senyawa yang memiliki potensi sebagai obat kanker pada tanaman kokosan, yaitu 11 senyawa triterpen onoseranoid.
Keenam senyawa di antaranya merupakan senyawa baru yang telah diuji aktivitas sitotoksiknya terhadap sel kanker payudara MCF-7 dan menunjukkan aktivitas lemah hingga sedang. Sementara itu, lima senyawa lainnya juga telah dievaluasi terhadap Erα, suatu protein yang berperan dalam perkembangan sel kanker payudara menggunakan teknik in silico.
“Senyawa tiga menunjukkan kekuatan pengikatan yang lebih baik dibandingkan tamoksifen dan temuan ini mengungkapkan potensi triterpen onoseranoid dalam mengobati kanker payudara yang terkait dengan Erα,” ujar Tri.
Tri mengatakan produk alami menyediakan kebutuhan pokok dan senyawa metabolit sekunder yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Sebanyak lebih dari 112 senyawa telah dilaporkan dari tanaman duku dan sebagian dari senyawa tersebut telah dievaluasi aktivitasnya sebagai antikanker, antifeedant, insektisida, antidiabetes, antimalaria, antimutagenik, dan antibakteri.
Pemanfaatan senyawa bioaktif tanaman Lansium domesticum atau duku memiliki prospek yang menjanjikan. Sebab, berbagai bioaktivitas yang ditunjukkan oleh ekstrak maupun komponen dalam tanaman tersebut.
Oleh karena itu, penelitian terkait pemanfaatan Lansium domesticum di masa datang mesti komprehensif melalui berbagai strategi. Seperti mengutamakan penelitian yang berkaitan dengan isolasi senyawa murni dan evaluasi bioaktivitas.
Strategi lainnya yang dapat dilakukan dalam penelitian ini adalah meningkatkan penelitian terkait jalur metabolisme, hubungan struktur-aktivitas, studi farmakologi in-vivo, dan mekanisme kerja senyawa bioaktif, pengkajian lebih lanjut secara in vitro, in silico, dan in vivo pada bagian tanaman yang telah digunakan secara luas dalam pengobatan tradisional, serta mengevaluasi toksikologi dari ekstrak untuk memperkirakan keamanan dan dosis yang dapat diandalkan.
Baca juga: Unpad Bikin Kolam dan Sumur Resapan di Taman Kehati Nagrog untuk Perluas Konservasi Air |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News