Pertama, varian itu jelas meningkatkan transmisinya, secara epidemiologi lebih cepat. Kedua, varian itu menyebabkan meningkatnya virulensi yang menyebabkan semakin parah inangnya, bahkan bisa sampai meninggal. Ketiga, varian tersebut menurunkan efektivitas protokol kesehatan, alat diagnostik, vaksin, dan terapi.
“Syarat lain untuk suatu varian mendapat label tentunya tergantung apakah varian tersebut masih bertahan lama. Tidak bisa hanya yang bertahan satu bulan saja. Jadi, jika suatu varian yang sudah menjadi Variant of Concern bisa saja diturunkan jika dampaknya sudah tidak memenuhi persyaratan tadi lagi,” terangnya.
Sejauh ini, Gunadi mengungkapkan terdapat 4 varian SARS-CoV-2 yang masuk dalam katergori Variant of Concern. Keempatnya adalah B.1.1.7 (ditemukan di UK), B.1.351 (Afrika Selatan), P.1. (Brazil), dan B.1.617.1(India).
Kesemua varian tersebut sama-sama meningkatkan transmisi, tetapi dampaknya pada imunitas berbeda-beda (B.1.1.7 unclear, B.1.35.1 dan B.1.617.2 escape, dan P.1 netralisasi). Sementara untuk meningkatkan keparahan semuanya serupa, kecuali B.1.617.2.
“Per 31 Mei 2021 kemarin, keempat varian tersebut, karena penyebutannya terlalu rumit, WHO memutuskan menetapkan nama yang lebih mudah berdasarkan alfabet yunani. Nama tersebut yakni Alpha (B.1.1.7), Beta (B.1.351), Gamma (P.1), dan Delta (B.1.671.2),” ujarnya.
Mengenai kemungkinan adanya lokal varian, Gunadi menyebut hal itu masih perlu didiskusikan lebih lanjut. Hal itu karena data yang ada masih belum mencukupi. “Tentunya untuk menentukan varian lokal masih diperlukan data yang lebih banyak lagi,” jelasnya.
Terakhir, Gunadi mengungkapkan ternyata dampak virus covid-19 secara umum tidak hanya dipengaruhi oleh virus itu sendiri, melainkan juga dipengaruhi oleh host genetic susceptibility dan host comorbidity.
“Covid-19 merupakan multifactorial disorder jadi tidak serta merta manifestasinya ditentukan varian dari virus itu sendiri. Namun, terdapat pula peran genetik karakteristik dan komorbiditas dari pasien itu sendiri. Dengan demikian, dampak yang diterima masing-masing individu juga akan berbeda,” urainya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News