"Padahal untuk mendukung Research and Development (R and D) kita harus memiliki SDM yang cukup dan tentunya berkualitas," terang Bambang dalam Anugerah Hak Kekayaan Intelektual Produktif dan Berkualitas, Rabu 18 November 2020.
Karena itu, dia melihat pengembangan Indonesia untuk menjadi negara berbasis ekonomi inovasi masih membutuhkan jalan panjang. Namun begitu, Bambang tetap mengapresiasi para peneliti yang ada saat ini.
Utamanya peneliti yang terus semangat meluncurkan jurnal ilmiah dengan standar internasional atau terindeks Scopus. Artinya, ada semangat dari peneliti untuk memunculkan inovasi berkualitas.
"Kalau bicara publikasi jurnal, sudah terlihat semangat terutama di perguruan tinggi," sambungnya.
Baca juga: Vaksin Covid-19, Antara Kesehatan dan Kepentingan Ekonomi Negara
Dari segi jumlah, jurnal-jurnal yang dihasilkan sudah membuat Bambang lega. Dari jumlah jurnal, Indonesia dinilai cukup bersaing di Asean.
"Tapi tetap indikator utama itu kualitas," tambahnya.
Bambang berharap akan semakin banyak peneliti dari Indonesia, baik perguruan tinggi maupun lembaga yang berkarya. Hal ini akan jadi pemicu munculnya inovasi di Indonesia.
"Dan semakin banyak pula jurnal di Indonesia yang masuk Scopus, yang kemudian memicu peneliti untuk terus mempromosikan karyanya menjadi inovasi," pungkas Bambang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News