Pendiri perusahaan robotika Unitree Robotics yang sudah terkenal secara internasional, Wang Xingxing, menyebut banyak gelar di Tiongkok terlalu menekankan teori lama dan pembelajaran berbasis buku dibandingkan dengan pengalaman praktis yang relevan dengan tuntutan teknologi modern. Menurutnya, mahasiswa sering kali terjebak pada materi yang tidak mencerminkan perkembangan industri saat ini.
Sementara itu, di luar negeri, mahasiswa mempelajari teknologi paling mutakhir dan langsung berhadapan dengan kasus nyata yang menantang. Pada sebuah konferensi pada Desember lalu, Wang menekankan Tiongkok menghadapi posisi kurang menguntungkan dalam hal pengembangan talenta, terutama di sektor teknologi tinggi dan robotika.
"Sistem pendidikan telah memutuskan pengetahuan yang dipelajari di sekolah seringkali sudah ketinggalan zaman, sedangkan siswa di luar negeri mempelajari teknologi paling mutakhir di dunia," kata Wang dikutip dari South China Morning Post, Selasa, 28 Oktober 2025.
Ia menyebut ada kesenjangan yang sangat mencolok antara mahasiswa yang mempelajari frontier knowledge (ilmu dan teknologi paling terbaru) dengan mereka yang masih belajar dari buku teks berusia puluhan tahun. Menurut Wang, ketertinggalan ini tidak hanya berdampak pada kesiapan individu, tetapi juga pada daya saing industri Tiongkok di panggung global.
Wang menegaskan pendidikan tidak melulu soal gelar, tetapi juga untuk membekali talenta dengan keterampilan relevan dan pengalaman langsung. Ketika sistem pendidikan masih memprioritaskan teori yang sudah usang, potensi talenta muda tidak dapat dimaksimalkan, dan peluang pengembangan industri teknologi ikut terhambat.
"Talenta terbaik Tiongkok justru terbuang sia-sia karena materi yang mereka pelajari tidak sesuai dengan kebutuhan industri teknologi saat ini," ujar dia.
Menurut Wang, reformasi pendidikan STEM yang lebih praktis dan berorientasi industri menjadi kunci agar mahasiswa tidak hanya menguasai teori, tetapi juga siap menghadapi tantangan nyata di dunia kerja. Ia menekankan pentingnya kerja sama antara universitas dan perusahaan teknologi untuk menciptakan program pembelajaran yang lebih aplikatif dan relevan.
Dengan kritik ini, Wang ingin mendorong perubahan mendasar dalam pendidikan tinggi di Tiongkok. Hal itu agar talenta muda dapat bersaing secara global dan industri teknologi negeri itu tidak tertinggal dari negara lain. (Sultan Rafly Dharmawan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News