"Paling banyak penelitian yang berhubungan dengan tes usap, harmonisasi alat, maupun ventilator," ujar Paristiyanti di Jakarta, Senin, 10 Agustus 2020.
Ia mengatakan, penelitian tersebut dilakukan sejumlah perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Kemendikbud mengumpulkan penelitian tersebut dan disusun dalam sebuah buku.
"Besok, kami akan melakukan bedah buku penelitian terkait hasil inovasi yang berhubungan dengan penanganan covid-19," ujarnya.
Paristiyanti menambahkan, Ditjen Dikti menggelontorkan anggaran sebesar Rp405 miliar yang diperuntukkan untuk penanganan covid-19. Anggaran antara lain untuk program mahasiswa relawan covid-19, peningkatan kualitas dan kapasitas rumah sakit pendidikan dan fakultas kedokteran, dan fasilitas alat pelindung diri. Selain itu, untuk reagen dan alat deteksi covid-19 dengan RT PCR, dan pengembangan dan modifikasi produk inovasi untuk pengendalian covid-19.
"Anggaran itu terbagi menjadi Rp199 miliar untuk pengadaan di pusat dan Rp205 miliar untuk dana realokasi ke PTN," jelas dia.
Baca: Kemendikbud Upayakan Bantuan Kuota Internet Mahasiswa untuk Kuliah Daring
Untuk alokasi anggaran di pusat bertujuan untuk pengadaan APD, PCR dan reagen untuk PTN sebesar R145 miliar. Sedangkan sisanya, untuk pembayaran honor relawan mulai Desember dan Januari.
Kemendikbud melalui Ditjen Dikti juga memberikan sebanyak 22 alat PCR yang digunakan untuk tes usap di sejumlah rumah sakit pendidikan dan fakultas kedokteran. Dengan begitu, bisa memeriksa sebanyak 11 ribu spesimen setiap harinya.
"Kami menyampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada para pemangku kepentingan dan juga para relawan yang telah bahu-membahu dalam penanganan covid-19," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id