Dosen Departemen Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (Undip) Zubaidah. DOK Undip
Dosen Departemen Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (Undip) Zubaidah. DOK Undip

Dosen FK Undip Kembangkan Model Stimulasi Tumbuh Kembang Bayi Berat Lahir Rendah

Renatha Swasty • 10 Oktober 2024 11:25
Jakarta: Dosen Departemen Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (Undip) Zubaidah mengembangkan model stimulasi untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi berat lahir rendah. Bayi berat lahir rendah (BBLR) berisiko mengalami gangguan pertumbuhan, keterlambatan perkembangan, dan gangguan kesehatan di kemudian hari.
 
Dia mengatakan diperlukan perawatan berkelanjutan dalam memberikan stimulasi tumbuh kembang. Penelitian bertujuan mengidentifikasi pengaruh paket stimulasi terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi berat lahir rendah.
 
Zubaidah menggunakan dua metode dalam penelitiannya.“Pada tahap pertama menggunakan studi kualitatif dan pengembangan paket stimulasi dengan melibatkan 10 partisipan orang tua, studi litertur, dan expert judgment,” papar Zubaidah dikutip dari laman undip.ac.id, Kamis, 10 Oktober 2024.

Tahap kedua, uji coba paket stimulasi dengan melibatkan 78 orang tua dan bayinya yang terbagi dalam 35 responden kelompok intervensi dan 43 responden kelompok control. Desain yang digunakan adalah eksperimen semu.
 
“Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan pada tahap pertama teridentifikasi kebutuhan orang tua dalam stimulasi tumbuh kembang antara lain kebutuhan informasi, pendampingan, dukungan ibu, dukungan peer, dan pemantauan tumbuh kembang bayi yang digunakan sebagai dasar pengembangan model,” papar Zubaidah.
 
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Ners Undip ini menyebut erdasarkan hasil dari analisis statistik dalam penelitiannya, antar kelompok kontrol dan kelompok intervensi menunjukkan perbedaan. Hal ini bermakna berat badan pada usia koreksi satu, dua, dan tiga bulan; ada perbedaan bermakna panjang badan pada usia koreksi dua dan tiga bulan; begitu juga ada perbedaan bermakna pada lingkar kepala dan skor KPSP pada usia koreksi tiga bulan.
 
Dalam penelitian itu diketahui tidak adanya perbedaan bermakna berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala pada usia 40 minggu postmenstrual age (PMA).
 
“Model stimulasi tumbuh kembang terbukti berpengaruh dalam meningkatkan pertumbuhan pada usia koreksi satu bulan, dua bulan, dan tiga bulan, meskipun tidak berpengaruh pada saat bayi berusia 40 minggu (PMA). Model stimulasi tumbuh kembang efektif dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan BBLR pada usia koreksi tiga bulan,” papar Zubaidah.
 
Baca juga: Dosen SV Undip Kembangkan Bahan Bakar Pesawat dari Jelantah 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan