Ketua Tim, Rosalia Kurniasari mengungkapkan, ide ini bermula dari masyarakat yang kurang mengetahui pengelolaan limbah masker sekali pakai. Ditambah, tahapan pengolahan yang rumit, menjadi salah satu penyebab masyarakat lebih memilih untuk membuangnya secara langsung tanpa dilakukan pengolahan.
"Hal ini dikhawatirkan menjadi media transmisi virus," ujar Rosalia melalui siaran pers ITS, Jumat, 15 Januari 2021.
Rosalia menilai permasalahan ini membutuhkan inovasi untuk limbah masker sekali pakai agar tidak bercampur dengan sampah domestik lainnya. Zero Mask Waste Box ini dimaksudkan untuk mengurangi peningkatan risiko penularan covid-19.
Baca: Epidemiolog UGM: Tingkat Keamanan Vaksin Sinovac Paling Bagus
"Dengan demikian, ide utama yang harus diangkat adalah tempat sampah pengolahan limbah masker yang praktis dan sederhana sehingga dapat mencegah terjadinya penularan covid-19," paparnya.
Zero Mask Waste Box ini memiliki beberapa bagian, mulai dari depan, dalam, dan dispenser untuk hand sanitizer. Pada bagian depan tempat sampah, terdapat sensor sebagai alat pembuka tempat sampah untuk membuang masker agar lebih steril.
"Alat ini juga dilengkapi tombol-tombol untuk mempermudah pengolahannya," ucap mahasiswi angkatan 2019 ini.
Rosalia menambahkan, pada bagian dalam tempat sampah ini memiliki beberapa fungsi, mulai dari pemotong limbah masker, penyemprot disinfektan, hingga penghisap potongan sampah. Fungsi-fungsi tersebut dibuat agar lebih memudahkan pengguna dalam mengelola limbah masker ini.
Baca: Epidemiolog: Orang yang Divaksin Masih Bisa Terinfeksi Covid-19
Tempat sampah ini juga dilengkapi dengan tabung pembuangan sampah. Fungsinya, sebagai tempat pembuangan akhir limbah masker yang telah diproses dan selanjutnya dapat diangkut oleh pengepul sampah.
Selain itu, bagian dispenser hand sanitizer terletak di sekitar tempat sampah yang berfungsi sebagai fasilitas pemberian disinfektan untuk pengguna yang telah melakukan pemrosesan pada tempat sampah.
"Bagian ini juga dilengkapi dengan sensor yang dimaksudkan agar pengguna tidak menyentuh secara langsung alatnya, sehingga dapat meminimalisasi penularan covid-19," terang gadis kelahiran Bojonegoro ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News