Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro. Zoom.
Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro. Zoom.

Menristek Dorong Ekonomi Sirkular dalam Kegiatan Riset dan Inovasi

Arga sumantri • 04 Maret 2021 11:34
Bekasi: Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro mendorong prinsip ekonomi sirkular dalam kegiatan riset dan inovasi. Prinsip ini dinilai penting guna mewujudkan pembangunan yang rendah karbon.
 
Hal ini disampaikan Bambang saat meninjau fasilitas produksi milik PT Bio Konversi Indonesia (PT BKI), Perusahaan ini merupakan produsen dari pupuk hayati/organik cair Biokonversi dan Bionature yang berlokasi di Desa Cikiwul, Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Rabu, 3 Maret 2021.
 
Bambang mengatakan, kebanyakan akan selalu berpegangan kepada fungsi produksi. Begitu output didapat, maka itu menjadi hasil akhir tanpa memperhatikan proses produksi pasti menghasilkan limbah yang tidak berguna. Hal tersebut, seringkali tidak dihitung sebagai residu yang sebenarnya bisa masuk sebagai input yang produktif.

"Di sinilah ekonomi sirkular penting diperkenalkan, di mana dari ekonomi linier (buat, gunakan, buang) menjadi sirkuler ( restoratif dan regeneratif), sehingga limbah yang muncul harus bisa diolah kembali," kata Bambang dalam keterangannya, Kamis, 4 Maret 2021.
 
Baca: Penjelasan Pakar Klimatologi UGM Soal Fenomena Hujan Es
 
PT Bio Konversi Indonesia (PT BKI) merupakan produsen pupuk organik hayati cair dengan merk dagang 'Biokonversi' yang telah mengolah 150 ton sampah setiap harinya dan telah menyerap 150 tenaga kerja lokal. Formula dan teknologi produksi pupuk organik hayati cair PT BKI merupakan hasil riset dan pengembangan dari anak bangsa yang peduli akan kesejahteraan petani, masalah sampah di perkotaan, dan kelestarian lingkungan. 
 
Melalui inovasi ini sampah organik perkotaan diubah menjadi pupuk organik ramah lingkungan dalam skala ekonomi yang cukup besar. "Kita mendukung inovasi ini karena bagi saya ini adalah inovasi ekonomi sirkular, yang melahirkan alternatif kebutuhan pupuk di Indonesia," ujarnya.
 
Bambang menekankan, Indonesia adalah negara yang perlu mengoptimalkan sektor pertanian. Di sisi lain, berbicara konteks yang lebih besar yaitu harga, yang memungkinkan untuk mengurangi subsidi pupuk selama ini. 
 
"Meskipun harga berkurang bukan berarti kualitas juga berkurang jadi harus sama bahkan lebih baik," ungkapnya.
 
Baca: Menristek Dorong Inovasi Pengelolaan Sampah Hasilkan Energi
 
Teknologi produksi pupuk Biokonversi telah dipatenkan pada Ditjen HAKI Kementerian Hukum dan HAM, dan telah mendapat pengakuan mutu baik dari lembaga sertifikasi organik lokal (LESOS), maupun internasional yaitu Control Union di Belanda. Pupuk organik hayati cair Biokonversi telah digunakan di lebih 23 provinsi di Indonesia, dan telah diaplikasikan pada berbagai jenis tanaman. 
 
Menurut Bambang, inovasi ini dapat menjadi dukungan akan salah satu program Prioritas Riset Nasional (PRN) Kemenristek/BRIN yaitu Ketahanan Pangan. Penggunaan pupuk hayati yang ternyata berperan besar untuk menghasilkan tanaman yang subur dan sumber makanan bergizi, yang nantinya diharapkan dapat berkontribusi menanggulangi masalah stunting atau kekurangan asupan gizi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan