Tim Pengembang GeNose C-19, dr. Dian Kesumapramudya Nurputra, M.Sc, Sp.A, Ph.D, mengatakan, saat ini proses pengembangan GeNose C19 menuju tahapan uji validasi eksternal sebagai bagian dari uji diagnostik post marketing. Menurut rencana validasi eksternal secara independen oleh tim peneliti dari institusi non-UGM akan berlangsung sekitar bulan Maret-April 2021.
Selain itu, melaksanakan validasi eksternal secara bertahap pihaknya terus melakukan pengembangan kecerdasan buatan (Artificial Intellegent). Tak ketinggalan pengembangan desain antarmuka pengguna (user interface) dirancang semakin memudahkan pengguna atau bersifat user friendly.
“Pengembangan dan evaluasi SOP untuk pelaksanaan screening juga kita lakukan,” katanya, Sabtu 20 Februari 2021.
Saat ini, GeNose C19 telah secara aktif digunakan di RS Bhayangkara Yogyakarta, RSUP dr. Sardjito, dan RSA UGM. Berikutnya akan segera beropersional di RS DKT DR. Soetarto, RSPAU dr.S.Hardjolukito, dan RS Lapangan Khusus Covid Bambanglipuro Bantul.
Di samping digunakan sebagai alat screening di rumah sakit, saat ini GeNose C19 juga telah digunakan untuk mendeteksi covid-19 penumpang kereta api di delapan stasiun. Yaitu Stasiun Tugu, Stasiun Senen, Stasiun Gambir, Stasiun Solo Balapan, Stasiun Bandung, Stasiun Cirebon, Stasiun Tawang Semarang, dan Stasiun Pasar Turi Surabaya. Proses implementasi ini masih terus dikawal, dievaluasi dan menjadi material penyempurnaan GeNose C19.
Baca juga: Menristek Minta Peneliti GeNose Cari Alternatif Penggunaan Kantong Plastik
Seperti diketahui, GeNose C19 merupakan inovasi pertama di Indonesia yang digunakan untuk mendeteksi covid-19 melalui embusan napas yang aplikasinya terhubung dengan sistem cloud computing dan artificial intelligence untuk mendapatkan hasil diagnosis secara real time. Alat ini diharapkan dapat memutus penyebaran covid-19 dengan keunggulan cepat melakukan deteksi, akurasi tinggi, noninvasive, serta biaya uji relatif murah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News