Kuliah. DOK istock
Kuliah. DOK istock

Era Big 4 Dunia Pendidikan Usai, Kini Muncul Big 14 Tujuan Favorit Pelajar

Renatha Swasty • 24 Oktober 2025 16:34
Jakarta: Dominasi Big 4 sebagai destinasi utama pendidikan internasional, seperti di Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan Kanada kini mulai memudar. Pasar mahasiswa global semakin ketat dengan munculnya belasan negara baru yang siap bersaing menarik minat pelajar internasional.
 
Menurut laporan dari laman Inside Higher Ed, situasi pasca-covid telah banyak berubah. Komisioner Perdagangan Austrade Inc di Shanghai, Stephanie Smith, menjelaskan sebelum pandemi, pelajar Tiongkok yang ingin kuliah ke luar negeri biasanya hanya mempertimbangkan empat negara tersebut.
 
“Sekarang para agen pendidikan sudah bicara soal Big 14,” kata Smith dalam Konferensi Pendidikan Internasional Australia dikutip Jumat, 24 Oktober 2025. “Lingkungannya jauh lebih kompetitif dari sebelumnya.”

Menurutnya, biaya hidup yang semakin tinggi dan perlambatan ekonomi di dalam negeri membuat banyak pelajar Tiongkok mulai melirik negara lain yang lebih terjangkau. Selain itu, lokasi yang lebih dekat dari rumah memberi keuntungan dalam hal bahasa, jarak, dan peluang kerja.

Pesaing baru bermunculan

Salah satu destinasi yang tengah naik daun adalah Hong Kong. Pemerintah setempat baru-baru ini mengizinkan universitas meningkatkan kuota mahasiswa non-lokal hingga 50 persen. 
 
Kebijakan itu ditambah investasi besar di sektor pendidikan tinggi. Hal ini membuat Hong Kong menjadi magnet baru bagi pelajar Tiongkok daratan.
 
“Hong Kong sekarang bisa dibilang jadi pesaing utama Australia,” tegas Smith.
 
Selain Hong Kong, daftar Big 14 juga mencakup: Irlandia, Korea Selatan, Malaysia, Selandia Baru, Singapura, Uni Emirat Arab, dan Vietnam. Di satu sisi, Irlandia bahkan disebut berhasil “menjual diri' dengan sangat baik lewat strategi pemasaran agresif di Tiongkok.
 
Negara-negara Eropa seperti Prancis dan Jerman juga semakin digemari karena reputasi keamanan, keramahan, serta biaya kuliah yang relatif rendah.
 
“Kita tidak bisa lagi duduk diam dan berharap mereka datang sendiri,” kata Smith mengingatkan para pendidik Australia. “Kita harus aktif lewat promosi, pameran, dan strategi pemasaran yang kuat.”
   

Ambisi negara-negara penantang

Beberapa negara baru ini bahkan menetapkan target ambisius untuk menarik lebih banyak mahasiswa internasional, misalnya:
  1. Prancis: 500.000 mahasiswa internasional pada 2027
  2. India: 500.000 mahasiswa asing pada 2047
  3. Jepang: 400.000 mahasiswa pada 2033
  4. Korea Selatan: Target 300.000 mahasiswa pada 2027, yang sudah tercapai lebih cepat dua tahun
  5. Turki: 500.000 mahasiswa pada 2028
  6. Kazakhstan: 100.000 mahasiswa asing pada 2028, naik 50 persen dari target awal.

Fokus bergeser ke kualitas

Chief Insights Officer di Navitas, Jon Chew, menilai istilah Big 4 sudah menjadi bagian dari masa lalu, era di mana kesuksesan diukur hanya dari jumlah mahasiswa.
 
“Sekarang pertanyaannya tidak hanya soal angka, tapi juga soal kualitas dan integritas,” ujarnya. “Kalau kita punya komposisi dan distribusi mahasiswa yang sesuai, kehilangan sedikit pangsa pasar bukan masalah besar.”
 
Asisten Menteri Pendidikan Internasional Australia, Julian Hill, menyebut pergeseran ini sebagai tanda dunia pendidikan semakin multipolar. “Sektor ini mempertemukan anak muda dari berbagai belahan dunia di masa paling penting dalam hidup mereka. Itu hal yang bagus,” katanya.
 
Hal serupa disampaikan oleh CEO Biro Pendidikan Internasional Kanada, Larissa Bezo. Dia menilai kini ada 15–20 negara yang menjadi tujuan utama mahasiswa internasional. 
 
“Menurut saya, ini perkembangan yang positif,” ucap dia. 
 
Bezo juga menilai negara-negara tradisional seperti Kanada bisa menjadikan tren ini sebagai peluang berkolaborasi. Apalagi, kebijakan pembatasan jumlah mahasiswa asing di Kanada membuat banyak institusi kini melirik model pendidikan transnasional.
 
CEO NAFSA: Association of International Educators, Fanta Aw, menyebut kemunculan banyak pemain baru di Asia dan Timur Tengah sebenarnya bagian dari efek domino pendidikan global.
 
“Banyak universitas baru di kawasan itu dibangun oleh alumni perguruan tinggi Amerika yang pulang dan ingin mengembangkan kapasitas di negaranya sendiri,” katanya. “Dan memang itu salah satu tujuan utama dari pendidikan, berbagi pengetahuan, lalu membangun kembali rumah asalnya.” (Sultan Rafly Dharmawan)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan