Guru besar baru Unair Muhtarum Yusuf. DOK Unair
Guru besar baru Unair Muhtarum Yusuf. DOK Unair

Cegah Kekambuhan, Guru Besar Unair Temukan Sel Punca Kanker Target Baru Terapi Kanker Nasofaring

Renatha Swasty • 23 Juni 2023 17:44
Jakarta: Guru besar Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair), Prof Dr Muhtarum Yusuf dr Sp THTBKL Subsp Onk(K) FICS, meneliti terapi baru untuk pengobatan kanker nasofaring. Hal itu dia tuangkan dalam orasi ilmiah berjudul Sel Punca Kanker: Implikasi dan Target Baru dalam Terapi Karsinoma Nasofaring saat pengukuhan guru besa baru Unair.
 
Yusuf mengungkapkan kanker nasofaring masuk ke dalam jenis tumor ganas. Di Indonesia, tingkat keganasan kanker nasofaring menduduki peringkat ke-4 setelah kanker serviks, payudara, dan kulit.
 
Penderita biasanya memilih terapi standar untuk menyembuhkan kanker, seperti teknologi radioterapi dan kemoterapi. Namun, terapi standar tersebut tidak bekerja optimal.

“Setelah melakukan terapi, kekambuhan dan penyebaran sel masih sering ditemukan dan menjadi penyebab utama kematian. Salah satu penyebabnya adalah terdapat sel kanker yang resisten terhadap terapi standar yaitu sel punca kanker,” papar Yusuf dikutip dari laman unair.ac.id, Jumat, 23 Juni 2023.
 
Dosen Onkologi dan Laring Faring itu menjelaskan sel punca kanker (cancer stem cell) adalah sejumlah kecil sel kanker yang memiliki ciri-ciri seperti sel punca normal. Ciri-ciri tersebut di antaranya mampu memperbanyak diri sendiri, belum berdiferensiasi, dan dapat berdiferensiasi menjadi lebih satu jenis sel.
 
Apabila ciri-ciri sel punca tersebut ada pada punca kanker, hal tersebut akan sangat berbahaya. Sel kanker tersebut bisa tumbuh dan berkembang tidak terkendali. Selain itu, sel kanker tersebut juga bisa resisten terhadap terapi dan tidak bisa mati. Setiap sel kanker memiliki potensi yang sama untuk metastasis dan menyebabkan tumor.
 
“Obat kanker yang telah ada selama ini dirancang untuk membunuh sel kanker sebanyak mungkin. Tujuan obat anti kanker memang tercapai, tapi pasien yang berhasil sembuh seringkali mengalami kanker yang sama di kemudian hari dalam hidupnya. Fakta ini memunculkan pertanyaan, apakah sel kanker yang dijadikan target obat anti kanker selama ini sudah tepat?” tanya dia.
 
Yusuf menemukan sebagian kecil dari populasi sel kanker ternyata memiliki potensi membentuk tumor. Sel tersebut tidak lain adalah sel punca kanker.
 
Dia menyebut dengan terungkapnya keberadaan sel punca kanker justru menghadirkan sudut pandang baru dalam ilmu kedokteran. Ahli tidak lagi melihat sel kanker sebagai populasi homogen dengan potensi sama dan merata, melainkan sel normal yang memiliki hirarki dengan tingkat diferensiasi berbeda satu dengan yang lainnya.
 
“Sel punca kanker berada pada puncak hirarki. Oleh karena itu sel ini dianggap bertanggung jawab terhadap kekambuhan, metastasis, dan resistensi terhadap terapi,” ungkap dia.
 
Ahli Onkologi Bedah Kepala Leher Aspek Biomokuler itu menuturkan penemuan sel punca kanker dapat menjadi jawaban dari beberapa misteri belum terpecahkan selama ini. Salah satunya, insiden kekambuhan penyakit kanker pada penderita yang telah menjalani terapi.
 
Dia mengatakan terapi standar radioterapi hanya dapat mendeteksi dan membunuh sel kanker yang telah berdiferensiasi, sedangkan sel punca kanker tetap masih hidup. Sel punca kanker yang masih hidup ini akan melakukan proliferasi, menghasilkan sel kanker baru, dan menyebabkan kekambuhan.
 
“Beberapa penelitian yang sedang berkembang menunjukkan pendekatan terapi dengan target sel punca kanker merupakan strategi yang sangat menjanjikan. Oleh karena itu, sel punca kanker harus menjadi target terapi. Dengan berhasil membunuh sel punca kanker, itu akan mencegah terjadinya kekambuhan, metastasis, dan resistensi terapi,” ujar dia.
 
Baca juga: Deteksi Dini Kanker Paru, Guru Besar Unair Kembangkan Personalized Medicine

 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan