Guru besar baru Unair Laksmi Wulandari. DOK Unair
Guru besar baru Unair Laksmi Wulandari. DOK Unair

Deteksi Dini Kanker Paru, Guru Besar Unair Kembangkan Personalized Medicine

Renatha Swasty • 23 Juni 2023 16:12
Jakarta: Universitas Airlangga (Unair) mengukuhkan Prof Dr Laksmi Wulandari dr SpP(K) FCCP FISCM FISR sebagai Guru Besar (Gubes) Fakultas Kedokteran (FK) ke-125. Dalam orasinya, Laksmi mengulas tentang penyebab hingga upaya deteksi dini kanker paru.
 
Laksmi mengatakan deteksi dini kanker paru sangat penting untuk meminimalkan dampak terburuk kanker baru. Apalagi, saat ini kanker paru menjadi salah satu penyakit kanker terganas penyebab kematian di Indonesia.
 
“Kanker paru ini menempati posisi cukup tinggi sebagai penyebab kematian di Indonesia. Untuk itu, penting untuk melakukan deteksi dini untuk mencegah dampak terburuk dari kanker paru,” ujar Prof Laksmi dikutip dari laman unair.ac.id, Jumat, 23 Juni 2023.

Laksmi memaparkan kanker paru yang menggerogoti tubuh manusia tidak datang tiba-tiba, melainkan terjadi melalui proses panjang. Seringkali, gejala kanker paru tidak terdeteksi dan tidak tampak pada stadium awal.
 
Dia menyebut pencegahan merupakan peluang terbesar untuk melawan kanker paru. Namun, dia mengatakan tidak semua pencegahan efektif melawan kanker paru.
 
“Ada dua jenis faktor yang bisa menyebabkan kanker paru, yaitu faktor yang dapat dikendalikan dan faktor yang tidak dapat dikendalikan. Karena itu, langkah minimal yang dapat kita lakukan untuk mencegah kanker paru adalah dengan menurunkan faktor risiko, seperti menghindari konsumsi rokok dan asap rokok,” tutur dia.
 
Laksmi mengatakan seiring dengan perubahan paradigma, penanganan kanker paru tidak hanya berkutat pada pengobatan saja, tetapi juga pada aspek diagnosis dini.
Deteksi dini kanker paru sangat memungkinkan dengan bantuan teknologi modern.  
 
Terbukti, saat ini Laksmi tengah melakukan penelitian global dengan tujuan melakukan deteksi dan skrining terhadap penderita kanker paru menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI).
 
“Saat ini saya sedang terlibat dengan penelitian global dengan AI untuk memilah pasien mana yang harus diskrining menggunakan data low dos-CT (LDCT). Saya berharap, berkat hasil penelitian ini, nantinya akan lebih banyak ditemukan kanker paru dalam stadium dini, ” ujar dia.
 
Laksmi juga memaparkan gagasan berupa personalized medicine untuk mendeteksi kanker paru. Personalized medicine merupakan sebuah pendekatan yang menggunakan profil genetik individu untuk memandu keputusan kaitannya dengan pencegahan, diagnosis, dan pengobatan penyakit.
 
“Pendekatan dalam personalized medicine mencakup identifikasi onkogen untuk memprediksi efektivitas pengobatan, identifikasi biomarker untuk mengukur efektivitas pengobatan tertentu, serta identifikasi biomarker terkait toksisitas yang lebih rendah,” papa dia.
 
Laksmi ingin terus mengembangkan penelitian yang berkaitan dengan pencegahan dan penanganan kanker paru. Dia juga berharap nantinya dapat berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memberikan edukasi kanker paru sejak dini kepada masyarakat.
 
“Harapan ke depan kita harus berkolaborasi dengan disiplin ilmu lainnya serta mengingatkan dan mengedukasi masyarakat terkait deteksi dini kanker paru,” ujar dia.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan