“Keberhasilan pendidikan vokasi bidang kemaritiman ini dibuktikan melalui lulusan yang benar-benar menjawab dan memenuhi tantangan dunia kerja maritim level internasional,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Wikan Sakarinto dalam keterangan tertulis, Selasa, 19 April 2022.
Wikan menuturkan link and match dengan mitra (stakeholder) nasional dan luar negeri semakin mengarahkan kurikulum dan sistem pembelajaran pendidikan vokasi untuk menciptakan lulusan kompeten, terampil, unggul dan berdaya saing, serta berstandar internasional.
“Ratusan SDM lulusan kampus vokasi kemaritiman, serta ratusan hingga bahkan ribuan SDM lulusan lembaga kursus dan pelatihan vokasi kemaritiman terserap dengan cepat oleh perusahaan-perusahaan pelayaran dan perkapalan luar negeri,” tutur Wikan.
Dia mencontohkan dari sekian banyak kampus vokasi, SMK maupun Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) bidang kemaritiman di Indonesia, terdapat dua institusi yang mencetak capaian-capaian berkelas dunia. Yakni Politeknik Maritim Negeri Indonesia (Polimarin) dan LKP Overseas Training Center (OTC) Bali.
Wikan menyebut sebagai perguruan tinggi vokasi, peran dan peluang dari SDM kompeten yang dihasilkan Polimarin terbukti diakui dunia usaha, industri, maupun kerja (DUDIKA). Kampus yang berlokasi di Semarang, Jawa Tengah, itu melayani bidang kemaritiman, khususnya pelayaran dan kepelabuhanan.
Polimarin tercatat telah melahirkan banyak SDM yang berperan aktif dalam roda perekonomian dan proses perdagangan nasional hingga dunia. Wikan mengungkapkan Polimarin berhasil mencetak SDM maritim unggul melalui kerja sama dengan DUDIKA.
"Sehingga memperoleh output alumni yang berkompeten sesuai kebutuhannya," kata Wikan.
Wikan menjelaskan keterlibatan DUDIKA dalam program link and match tersebut terdiri dari empat hal, yakni:
- Input, industri meminta kriteria dan standar SDM yang mereka inginkan
- Process, industri terlibat dalam membangun kurikulum serta mendidik mahasiswa sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan
- Output, industri terlibat dalam menentukan capaian pembelajaran, bahkan profil lulusan sesuai bidang keahlian dan penempatan di industri nantinya
- Outcome, Polimarin dan DUDIKA membangun sistem berkelanjutan.
Wikan mengungkapkan mahasiswa juga selalu mendapatkan evaluasi pelaksanaan magang untuk mencapai kriteria kompetensi yang telah ditetapkan. Reederei Nord juga memberikan program sistem bergabung kembali (re-join) bagi mahasiswa yang mendapatkan kondite baik selama magang untuk kembali bergabung sebagai staf maupun insinyur di kapal-kapal Reederei Nord.
Salah satu alumni yang telah magang dan bergabung kembali (re-join) adalah Anwar Adi Prasetyo. Alumni program studi (prodi) Teknika Polimarin itu pada 2021 kembali dipanggil untuk mengawaki salah satu armada kapal Reederei Nord berbendera Panama sebagai insinyur (engineer). Sebagai lulusan baru, Anwar mendapatkan gaji USD3.358 setiap bulan.
“Tak hanya Anwar, lima rekannya juga sudah mendapatkan jadwal untuk pemberangkatan ke kapal Reederei Nord dengan rotasi dan tujuan pelabuhan yang memungkinkan untuk proses boarding atau sign-on. Selain itu, 15 mahasiswa yang baru selesai magang di Reederei Nord, juga telah mendapatkan tiket untuk re-join sebagai officer atau engineer setelah wisuda di 2022 ini,” beber Wikan.
Pendidikan vokasi jenjang nonformal terus bersinar
Pendidikan vokasi nonformal juga terus bersaing mencetak SDM siap pakai di dunia usaha, industri, maupun kerja (DUDIKA). Salah satunya Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Overseas Training Center (OTC) Bali.Penanggung jawab LKP OTC Bali, I Wayan Rediyasa, mengungkapkan sebagai bagian dari unsur lembaga pendidikan vokasi Indonesia, LKP OTC Bali turut serta membentuk konsep link and match dengan dunia industri. “Hal ini dilakukan dengan beberapa pola kerja sama yang dibangun dengan industri perhotelan di dalam negeri seperti Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) dan manning agency dan beberapa hotel mewah di luar negeri,” ujar dia.
Adapun pola kerja sama LKP tersebut, yakni penempatan kerja luar negeri melalui beberapa pola yaitu pola ‘G to G’ antarnegara, pola mandiri dengan hubungan langsung antara calon pekerja migran indonesia (CPMI) dengan perusahaan di luar negeri, pola “G to P” melalui negara kepada perusahaan luar negeri, pola “P to P” melalui P3MI langsung ke perusahaan luar negeri, serta pola uji kompetensi kepala sekolah (UKPS) untuk kepentingan perusahaan itu sendiri yang memiliki cabang di luar negeri.
Tercatat, tahun ini penempatan CPMI untuk perusahaan di darat luar negeri (landbase) maupun kapal pesiar (seabase) terserap sebanyak 500 hingga 1.000 orang. “Angka tersebut sebagian besar kami dapatkan dari alumni OTC Bali melalui seluruh pola penempatan. Kami pastikan juga untuk tingkat kepuasan terhadap kualifikasi CPMI yang diberikan oleh OTC Bali selama ini sangat diapresiasi oleh pihak user di luar negeri,” ungkap Wayan.
Baca: IISMA Vokasi Sediakan 400 Beasiswa untuk Mahasiswa
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News