Adapun promotor dalam sidang ini adalah Prof. Dr. Satya Arinanto dengan Kopromotor Dr. A Hanief Saha Ghafur, dan Dr. Margaretha Hanita, S.H., M.Si. Sementara itu, sebagai penguji adalah Prof. Dr. der Soz. Gumilar Rusliwa Somantri, Prof. Dr. Drs. Bambang Shergi Laksmono, M.Sc, Prof. Dr. Dra. Sulistyowati Soewarno, M.A. dan Prof. Ludger Helms.
Hasto masuk Sekolah Kajian Stratejik dan Global UI sejak 2021. Apabila dia berhasil mempertahankan disertasinya, Hasto bakal meraih gelar doktor.
Dua hari lalu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, Bahlil Lahadalia, juga meraih gelar doktor dari Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) UI.
Bahlil mempertahankan disertasi bertajuk “Kebijakan, Kelembagaan, dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia” dalam Sidang Promosi Doktor di Makara Art Center (MAC) UI. Disertasi Bahlil menyoroti pentingnya reformulasi kebijakan hilirisasi nikel di Indonesia untuk menciptakan keadilan dan keberlanjutan bagi masyarakat, pengusaha, dan pemerintah daerah.
Bahlil tercatat sebagai mahasiswa doktor pada SKSG UI mulai pada tahun akademik 2022/2023 term 2 hingga 2024/2025 term 1. Masa studi ini sesuai dengan Peraturan Rektor UI Nomor 016 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Program Doktor di UI pada pasal 14 yang menyebutkan bahwa Program Doktor dirancang untuk 6 semester dan dapat ditempuh sekurang-kurangnya dalam 4 semester dan selama-lamanya 10 semester.
Sebelumnya, netizen melalui media sosial mempertanyakan pemberian gelar doktor kepada Bahlil. Netizen menilai Bahlil terlalu cepat menempuh program Doktor yang hanya 1,5 tahun.
Apalagi, mengingat Bahlil merupakan seorang menteri ESDM yang memiliki banyak kesibukan. Kecepatan Bahlil menyelesaikan gelar Doktor ini lantas menjadi pertanyaan.
Baca juga: Bahlil Raih Gelar Doktor, UI: Masa Studi Sudah Sesuai Peraturan Rektor |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News