"Kegiatan ini memanfaatkan momentum 17 Agustus sebagai upaya kami mengajak masyarakat sadar bahwa menanam pohon, sebab ini sangat penting dan diperlukan supaya menjaga lingkungan hidup dan menghindarkan dari bencana alam," kata Koordinator aksi, Akbar di sela kegiatan di depan kampus UNM Makassar, Senin, 16 Agustus 2021.
Tujuan membagikan bibit pohon tersebut, katanya, untuk memantik masyarakat kembali peduli lingkungan dengan menanam pohon. Salah satunya mengantisipasi terjadinya bencana banjir karena berkurangnya pohon.
"Hari ini kita membagikan 200 bibit pohon bagi pengendara jalan, dan 300 bibit kita tanam di sepanjang bantaran Sungai Jeneberang. Totalnya ada 500 bibit kita sebar dengan jenis pohon mahoni dan ketapang," katanya.
Ia menjelaskan, saat ini terjadi perubahan iklim, tentunya semakin mengancam keberlangsungan mahkluk hidup. Salah satu penyebab krisis iklim adalah semakin berkurangnya hutan dan tutupan ruang terbuka hijau di lingkungan.
Baca juga: 3 Fokus Penggunaan Anggaran Pendidikan di 2022
Selain itu, luas indikatif hutan tropis di Sulawesi Selatan mencapai 2,1 juta hektare, di mana Makassar yang merupakan ibu kota provinsi beberapa tahun terakhir terus mengalami pembangunan yang pesat. Namun berbanding terbalik dengan kondisi ekologi saat ini.
Bencana banjir yang sering kali merendam pemukiman masyarakat, kata dia, diakibatkan kurangnya daerah resapan dan alternatif ruang terbuka hijau. Khususnya di daerah aliran sungai salah satunya di sungai Jeneberang yang beberapa tahun terakhir sering mengalami penguapan ketika curah hujan tinggi.
Hal ini pun menjadi salah satu perhatian penting sehingga perlu di upayakan penghijauan di sekitaran sungai sebagai resapan air. Sedangkan kegiatan penanaman pohon di bantaran sungai Jeneberang, tambah dia, sebagai bagian dari bentuk kepedulian mengingat kondisi di sepanjang pinggir sungai setempat rawan abrasi.
"Karena kondisi memang apabila hujan terus menerus turun pengaruhnya di hulu jeneberang air bisa meluap. Tidak menutup kemungkinan wilayah sekitarnya bisa abrasi dan sangat berbahaya bila tidak dilakukan reboisasi," katanya
Sedangkan untuk pengadaan bibit pohon, diperoleh dari Balai Penyedia Bibit Tanaman Hutan wilayah IV, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), demikian Akbar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News