Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Masyarakat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Harris Iskandar . Medcom.id/Muhammad Syahrul Ramadhan.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Masyarakat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Harris Iskandar . Medcom.id/Muhammad Syahrul Ramadhan.

Alasan TK dan PAUD Tidak Boleh Calistung

Muhammad Syahrul Ramadhan • 16 Juli 2019 19:29
Jakarta: Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Masyarakat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Harris Iskandar mengatakan, pemberian materi baca, tulis dan hitung (calistung) untuk jenjang TK atau PAUD tidak tepat. Bukan tanpa sebab, pemberian calistung yang belum waktunya berpotensi memberi dampak negatif pada kualitas inteligensi dan tumbuh kembang anak.
 
"Bukanya dilarang baca tulis hitung, tapi pendekatannya yang digunakan di PAUD itu harusnya pra literasi, pra membaca. Jadi sangat kaget saya kalau ada informasi di sebuah SD ada tes masuk pakai baca tulis hitung itu kan kacau, kacau sekali," kata Harris Harris Iskandar dalam seminar Kiat Sukses Mendukung Anak dalam Pendidikan, di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Selasa, 16 Juli 2019.
 
Harris menuturkan, berdasarkan teori perkembangan anak, metode pembelajaran bagi anak usia 6-8 tahun masih berbasiskan pada permainan. Sehingga, dia menyayangkan jika ada SD yang menggelar tes masuk menggunakan calistung.

Untuk itu, ia telah mengirim surat edaran kepada lembaga PAUD, begitu juga Ditjen Dikdasmen telah memberikan surat edaran ke Sekolah Dasar terkait imbauan tersebut.  Di sisi lain, ia juga mengingatkan para orangtua agar tidak memaksakan buah hatinya yang masih PAUD dan TK untuk belajar calistung.
 
"Inteligensi anak ada delapan. Harus kita amati semua bukan logika matematik saja, kita amati kecerdasaan dalam spasial, musik, itu kan kodratnya luar biasa. Kasihan kalau dipaksakan, tertutup nanti yang lain," ujarnya.
 
"Itu orangtua jangan genit, jangan memaksakan (calistung)," imbuh Harris.
 
Baca:  Tes Calistung Bukan Syarat Penerimaan Siswa SD
 
Selain menutupi potensi inteligensi anak yang lainnya. Memaksakan anak calistung akan mempengaruhi menurunnya kemampuan kognitif ketika di kelas 3 dan 4 SD.
 
"Pemborosan uang, ngapain dibikin PAUD kalau kemudian untuk dirusak, jadi lebih baik tidak usah ke PAUD saja. Saya anjurkan dari pada memaksakan baca tulis hitung di PAUD," kata Harris.
 
Ia juga mengingatkan guru TK atau PAUD untuk tetap menjaga Idealisme, tidak gampang terpengaruh tekanan orangtua. Para guru harus tetap menerapkan yang sudah dipelajari di kampus.
 
"Guru-guru TK harus punya idealisme, di LPTK (Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan) waktu di IKIP diajarin kok, buku-buku juga demikian kebijakan DPR juga demikian. Pegang itu jangan kemudian luluh oleh pressure dari orang tua," ujarnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan