Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) berkomitmen segera merancang peta jalan kerja sama dengan Hessische Landesstelle für Technologiefortbildung, Jerman, untuk memperkuat kompetensi guru-guru, dan kepala SMK. Untuk itu, tahun ini rancangan tersebut ditargetkan sudah selesai, sehingga tahun depan pengiriman guru ke Jerman dapat direalisasikan sesuai dengan jadwal akademik di sana.
“Kita tertarik mengirim guru untuk mempelajari renewable energy, sistem teknologi informasi, mekatronika, dan manajemen pendidikan,” kata Mendikbud tentang program yang ditawarkan Hessische Landesstelle, dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id, di Jakarta, Selasa, 4 September 2018.
Kesepakatan kerjasama itu terungkap sesaat setelah Mendikbud bertemu langsung dengan direktur lembaga trainer, Wolfgang Siegel, Senin, 3 September 2018, di Graß Gerau, Jerman.
Mendikbud mengatakan, Hessische Landesstelle dapat menjadi partner Kemendikbud dalam menyiapkan guru, dan trainer untuk SMK. Saat ini keterampilan, dan kompetensi guru-guru maupun kepala SMK dituntut untuk lebih terampil, dan adaptif dengan teknologi.
“Salah satu poin program revitalisasi SMK adalah memperkuat kemampuan manajerial kepala SMK, dan keterampilan guru-gurunya, baik secara pedagogis maupun substansi materi pelajaran keterampilan,” katanya.
Baca: Presiden Minta Link and Match antara Pendidikan Vokasi dan Industri
Di luar empat bidang SMK yang menjadi prioritas pengembangan, yakni pariwisata, industri kreatif, ketahanan pangan, dan kemaritiman, Indonesia masih sangat memerlukan kemampuan mengelola energi terbarukan yang sumber dayanya melimpah. “Untuk itu kami tertarik dengan pelatihan guru-guru untuk dapat mengajarkan kepada siswa merakit, dan meng-install teknologi energi dengan baik,” ungkap Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini.
Wolfgang mengatakan pihaknya pernah menerima peserta training untuk energi terbarukan dari Indonesia. Pelatihan tersebut pada akhrinya ditindaklanjuti dengan pelatihan lapangan di Medan, Sumatera Utara, beberapa tahun lalu. “Kami melatih mereka selama dua bulan, dengan berbagai materi, seperti photovoltaics, perencanaan, dan perakitan alat listrik tenaga matahari, serta tambahan pedagogis dan manajemen pendidikan,” urainya.
Indonesia merupakan satu dari 100 negara partner Hessische Landesstelle. Dibandingkan dengan Vietnam yang gencar mengirim gurunya berlatih di Jerman, memang belum banyak guru Indonesia yang mengikuti pelatihan di Jerman. “Ke depan semoga bisa segera mengirim guru-gurunya untuk berlatih di sini,” harap Wolfgang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News