Hal ini disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Suharti, yang hadir mewakili Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim. “ASEAN perlu menggunakan pendekatan yang konkret, komprehensif dan berkelanjutan untuk mengatasi krisis pembelajaran yang semakin memburuk karena pandemi covid-19,” dalam sambutan Nadiem yang dibacakan Suharti di Hanoi, Vietnam, dikutip dari siaran pers, Jumat, 14 Oktober 2022.
Mewakili delegasi Pemerintah Indonesia, Suharti menyampaikan pendekatan yang konkret ini dapat dilakukan melalui kemitraan dan kepemimpinan ASEAN yang kuat. Hal tersebut agar menghasilkan kebijakan pendidikan yang inklusif dan berkualitas, lebih fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan baik di masing-masing negara maupun Kawasan, serta cepat dalam implementasinya.
Indonesia melalui Kemendikbudristek berupaya memulihkan sektor pendidikan melalui kebijakan Merdeka Belajar, termasuk dengan implementasi Kurikulum Merdeka yang difokuskan pada materi esensial. Sehingga ada waktu yang cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
Apa yang dilakukan Indonesia tersebut sejalan dengan yang disarankan dalam “The Guideline to Reopen, Recover and Resilience in Education for ASEAN Countries”.
"Berbagai kebijakan yang telah digulirkan diharapkan dapat membangun sistem pendidikan yang tangguh di masa krisis yang dipadukan dengan pemanfaatan teknologi digital,” ujar Suharti.
Dalam pertemuan tersebut Suharti memberi contoh Platform Merdeka Mengajar yang dikembangkan oleh Kemendikbudristek untuk membantu para guru dalam meningkatkan kompetensi, saling belajar, dan saling berbagi dengan guru-guru lain dari seluruh Indonesia.
“Kami memberikan kebebasan bagi guru dalam mengakselerasi kurikulum melalui pendekatan pembelajaran berbasis proyek dan berorientasi kepada kemampuan masing-masing peserta didik. Melalui pendekatan tersebut diharapkan dapat terbangun sistem dan iklim pembelajaran yang tangguh terlebih dalam menghadapi tantangan global,” lanjut Suharti.
Dalam kesempatan ini, Suharti juga melaporkan pelaksanaan tujuh komitmen Indonesia terkait implementasi ASEAN Workplan 2021-2025. Tujuh komitmen tersebut antara lain untuk peningkatan kualitas pendidikan khususnya untuk jenjang pendidikan anak usia dini dan pendidikan inklusif, asesmen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar, serta peningkatan kompetensi guru.
“Pelaksanaan komitmen juga menyangkut peningkatan mobilitas siswa dan mahasiswa di dalam dan antarkawasan, peningkatan citra positif pendidikan vokasi dan pelatihan keterampilan, serta penguatan kolaborasi antara pendidikan dengan dunia usaha dan dunia industri,” tutur Suharti.
Dalam forum ini, Pemerintah Indonesia mengajak semua delegasi yang hadir untuk mendukung Keketuaan Indonesia ASEAN tahun 2023 melalui penyelenggaraan konferensi di bidang vokasi. “Pada kesempatan ini, kami mengharapkan dukungan dari semua pihak yang hadir untuk menyukseskan konferensi pendidikan vokasi bertajuk A Collaborative Framework on TVET Reformation in Encouraging Innovation through Public Private Partnerships pada bulan Juli 2023 di Indonesia,” imbuh Suharti.
Baca juga: Soal Pakaian Adat Bagi Siswa, Kemendikbudristek: Tidak Wajib |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News