Jakarta: Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memiliki rencana strategis penelitian dan pengungkapan senyawa aktif yang diperoleh dari perairan laut Indonesia. Dua program utama diarahkan untuk menemukan senyawa aktif dari biota laut.
Senyawa aktif tersebut dapat dimanfaatkan untuk obat terapi antikanker. Selain itu, sebagai bahan baku kosmetika yang memiliki aktivitas sebagai anti-aging.
Riset dilakukan Pusat Riset Obat dan Vaksin (PRVO), Organisasi Riset Kesehatan BRIN. BRIN melalui Pusat Riset Obat dan Vaksin (PRVO) mengadakan webinar Scientific Talks bertajuk Currents Trends Marine Drugs Development edisi perdana.
Narasumber dari Griffith Institute for Drug Discovery (GRIDD), Australia dihadirkan sebagai upaya BRIN mendapatkan pengetahuan dan informasi. GRIDD telah berhasil dalam penemuan senyawa obat yang telah diketahui memiliki aktivitas anti-resistensi mikroba dan penyakit Parkinson.
“Kami ingin mendapatkan semua informasi dari pengalaman yang telah dilakukan GRIDD untuk mengeksplorasi biodiversitas Indonesia dalam rangka pengembangan produk obat alami dari laut Indonesia. Tak hanya itu, melalui webinar kami juga ingin membuka peluang kolaborasi dengan semua universitas nasional dan internasional,” ucap Kepala PRVO BRIN Masteria Yunovilsa Putra dikutip dari laman brin.go.id, amis, 1 September 2022.
Peneliti PRVO Asep Bayu menguatkan pernyataan Masteria ihwal kerja sama internasional sangat diperlukan untuk mengeksplorasi dan mempercepat penemuan dan pengembangan obat alami laut. Apalagi, kepulauan Indo-Australia merupakan pusat (hotspot) biodiversitas laut yang memiliki multivariasi ecoregion, serta senyawa alami dari laut memiliki potensi tinggi sebagai kandidat obat.
“Kepulauan Indo-Australia adalah laboratorium alam yang unik dan menjadi rumah bagi hampir seperempat spesies di darat, yang mana sebagian besar merupakan species endemis, contohnya seperti keanekaragaman hayati Wallacea. Tak hanya itu, area ini juga merupakan hot spot bagi terumbu karang dunia (seperti coral triangle dan great barrier reef) dan keanekaragaman hayati laut,” papar Asep.
Asep menyebut kepulauan Indo-Australia mendapatkan paparan ultraviolet kuat, perbedaan suhu tinggi, variasi kedalaman yang luas, dan ruang terbatas. Sehingga berpengaruh pada sistem pertahanan biokimia alami dari species.
FOLLOW US
Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan