Mariana, pelaku pencurian dan pengancaman terhadap pegawai Alfamart menyampaikan permintaan maaf atas pencuain barang.
Mariana, pelaku pencurian dan pengancaman terhadap pegawai Alfamart menyampaikan permintaan maaf atas pencuain barang.

Pencuri Cokelat di Alfamart Diduga Klepto, Begini Kata Dosen Psikologi Unair Soal Kleptomania

Renatha Swasty • 19 Agustus 2022 13:00
Jakarta: Baru-baru ini media sosial diramaikan dengan kasus pencurian cokelat yang melibatkan Mariana dan pegawai Alfamart. Pencurian diduga akibat gangguan kleptomania yang dialami Mariana.
 
Kasus telah diselesaikan secara kekeluargaan. Namun, masih banyak masyarakat Indonesia bertanya-tanya perihal gangguan kleptomania.
 
Dosen Departemen Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair) Margaretha menjelaskan perihal penyebab, gejala, cara mengobati, hingga pencegahan gangguan kleptomania.

“Menurut data statistik dalam Buku Panduan Penegakan Diagnosa yang disusun oleh American Psychiatric Association pada 2013, kleptomania itu ada sekitar 0,3-0,6 dari populasi manusia dan sekitar 5 persen pencurian itu dilakukan oleh orang yang memiliki kleptomania,” papar Margaretha dikutip dari laman unair.ac.id, Jumat, 18 Agustus 2022.
 
Margaretha menuturkan untuk mengetahui Mariana pengidap gangguan kleptomania atau bukan, perlu penelusuran lebih lanjut. Hal itu untuk mengetahui niat Mariana mencuri coklat di Alfamart.

Pengertian kleptomania

Margaretha menjelaskan kleptomania adalah salah satu sindrom atau gangguan mental, gangguan psikologis yang membuat orang kesulitan mengelola dirinya. Sehingga, berulang kali mencuri atau mengambil barang milik orang lain.
 
Dia menuturkan mencuri atau mengambil barang milik orang lain yang dimaksud sebenarnya bukan barang-barang yang dibutuhkan, melainkan yang diinginkan. Padahal, sebenarnya barang yang diinginkan tersebut mampu dimiliki oleh pengidap gangguan kleptomania secara normal dengan membeli.
 
“Jadi, ini lebih tentang impuls, kesulitan mengelola impuls,” papar dia.
 

Penyebab kleptomania

Margaretha menjelaskan penyebab dari gangguan kleptomania karena adanya obsesi atau keinginan berulang untuk memiliki barang orang lain. “Mengapa orang bisa punya keinginan untuk memiliki barang orang lain? Biasanya ini terkait dengan kondisi stres atau kondisi yang memicu munculnya perilaku mencuri,” tutur dia.
 
Dia memaparkan kondisi stres yang memicu munculnya perilaku mencuri secara umum disebabkan beberapa faktor. Pertama, faktor biologis seperti orang yang rentan stres karena di dalam tubuhnya kekurangan zat neurotransmitters, hormon serotonin, dan zat-zat lain yang masih dalam tahap penelitian.
 
Kedua, faktor psikologis karena orang-orang dengan gangguan kleptomania biasanya memiliki gangguan psikologis lain atau komorbid seperti gangguan kepribadian, penyalahgunaan zat, seperti alkohol dan zat adiktif lainnya, serta gangguan mood seperti depresi atau bipolar.
 
“Ini bisa penyebab, tetapi ini juga bisa dampak. Orang-orang ini karena mereka gagal menghentikan perilaku mencuri, mereka bisa jadi stres dan depresi,"
 
Sebaliknya, bila mereka tidak mencuri bisa stres dan depresi karena kompulsnya sangat obsesi dan kompulsinya sangat kuat. "Mikir terus menerus dan ingin melakukan. Kalau dihentikan pun mereka bikin jadi tidak bahagia dan stres,” tutur Margaretha.

Gejala kleptomania

Margaretha menjelaskan lima kriteria diagnostik yang harus terpenuhi seluruhnya atau gejala pengidap gangguan kleptomania. Pertama, kegagalan berulang dalam menghentikan impuls untuk mencuri barang orang lain yang sebenarnya bukan hal yang mendasar yang diperlukan atau sebenarnya ia memiliki kemampuan membeli barang tersebut.
 
Kedua, munculnya tekanan atau stres yang begitu tinggi sebelum ia mencuri. Sehingga, mencuri yang dilakukan bukan sesuatu yang direncanakan.
 
Ketiga, setelah mencuri muncul kepuasan, kenikmatan, dan kelegaan. Keempat, mencuri bukan untuk balas dendam dan bukan untuk mendapat keuntungan.
 
Terkadang, barang yang dicuri dibagikan kepada orang lain karena yang penting baginya adalah proses mencuri. Kelima, mencuri bukan karena memiliki masalah sosial atau gangguan lain, seperti masalah perilaku, bipolar dalam fase mania, dan gangguan kepribadian lainnya.

Pengobatan kleptomania

Margaretha menyebut terdapat dua cara mengobati gangguan kleptomania. Pertama, mengontrol obsesi. Sebab, dengan mengontrol obsesi dapat mengendalikan kompulsi serta mencegah perilaku mencuri.
 
Mengontrol obsesi ini dapat dilakukan dengan pendekatan terapi kognitif dan perilaku. Kedua, terapi komorbid dari gangguan kleptomania.
 
Baca juga: Berakhir Damai, Pegawai Alfamart Cabut Laporan Terhadap Pencuri Cokelat

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan