Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda. Zoom.
Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda. Zoom.

Akhiri Darurat Pendidikan, Hari Kemerdekaan Dinilai Momentum Membuka Sekolah

Arga sumantri • 16 Agustus 2021 19:54
Jakarta: Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda mengatakan, peringatan Hari Kemerdekaan ke-76 Republik Indonesia harus jadi momentum mengakhiri kondisi darurat pendidikan di Indonesia. Salah satunya, dengan segera membuka sekolah untuk pembelajaran tatap muka (PTM). 
 
Huda mengatakan, berbagai persyaratan untuk membuka sekolah sudah terpenuhi. Mulai dari tren penurunan kasus covid-19, kian banyaknya guru dan siswa yang menjadi sasaran vaksin, hingga ancaman learning loss yang kian dalam. 
 
"Maka bertepatan dengan momentum Hari Kemerdekaan maka sudah selayaknya sekolah-sekolah juga bisa dibuka kembali," ujar Huda melalui keterangan tertulis, Senin, 16 Agustus 2021.

Dia menekankan, PTM saat ini sangat mendesak untuk dilakukan. Hampir semua kalangan sepakat jika pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama satu setengah tahun terakhir tidak berjalan optimal.
 
Baca: Sejarah Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Guru Besar Unpad
 
Huda menyebut penyampaian materi pelajaran mungkin bisa disampaikan dengan baik, namun ada masalah di level pengembangan karakter peserta didik jika PJJ terus dilakukan.
 
"Kami sepakat dengan pandangan baik dari kawan-kawan MPR maupun DPD jika pelaksanaan PJJ tidak berjalan optimal sehingga memunculkan berbagai dampak negatif baik secara akademis, pengembangan karakter, maupun sosial bagi peserta didik," jelasnya.
 
Huda mengatakan, mayoritas orang tua siswa juga berharap agar PTM di sekolah segera dilaksanakan. Mereka memastikan jika PJJ terus dilakukan maka akan memberikan dampak bagi pengembangan mental spiritual anak-anak.
 
Menurut dia, minimnya interaksi peserta didik dengan kawan-kawan maupun lingkungan sekolah membuat anak-anak terjebak pada kebiasaan baru yang bersifat negatif. Misalnya, main game online secara berlebihan atau kian tergerusnya kecerdasan emosional anak-anak.
 
"Situasi ini harus diakui telah memunculkan darurat pendidikan bagi bangsa kita," kata politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.
 
Baca: Jokowi: Belajar Daring Tak Lagi Tabu
 
Huda mengakui jika PJJ telah memberikan dampak positif berupa lompatan stake holder pendidikan Indonesia untuk akrab dengan teknologi informasi. Namun, situasi secara umum belum memungkinkan jika lompatan tersebut menjadi legitimasi untuk membawa ekosistem pendidikan di tanah air untul full berbasis teknologi informasi. 
 
"Kendala di lapangan akan begitu kompleks jika konsep pendidikan kita full berbasis teknologi informasi. Masih banyak PR jika sepenuhnya mengarah ke sana. Mulai dari belum meratanya akses internet, minimnya literasi digital, hingga ketiadaan gawai dari peserta didik," ujarnya.
 
Huda mengusulkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mematangkan konsep hybrid learning sebagai langkah awal pembukaan sekolah. Dengan konsep ini, kata dia, siswa akan bisa merasakan pembelajaran tatap muka sekaligus bisa tetap belajar online
 
"Jadi teknisnya ada bisa seminggu shif online seminggu bisa tatap muka. Atau tiga hari online, dua hari tatap muka. Dengan konsep ini kita juga masih menjaga potensi terjadinya klaster (covid-19) sekolah karena saat ini masih musim pandemi," terangnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan