Arif Satria menyampaikan, pertemuannya dengan Paus terjadi saat dirinya diperkenalkan oleh Imam Besar Istiqlal, Nasaruddin Umar kepada Paus. "Saya diperkenalkan oleh Imam Besar Istiqlal sebagai rektor IPB dan beliau (Paus) menjawab,'oh..Rector' sambil beliau senyum," tutur Arif menceritakan momentum langka tersebut kepada Medcom, Kamis, 5 September 2024.
Arif mengatakan, jika peristiwa itu sangat berkesan karena dapat langsung mendengar pesan-pesan kemanusiaan yang disampaikan Paus. "Ya tentu senang bisa berjumpa Paus Fransiskus dan mendengar langsung pesan-pesan kemanusiaan yang sangat dalam. Pesan-pesan beliau sangat menggugah kita semua bahwa harta yang paling berharga adalah persaudaraan," terang Arif.
Ia melanjutkan, harta yang paling berharga adalah kemauan agar perbedaan tidak menjadi alasan untuk bertikai. Perbedaan justru ada untuk diselaraskan dalam kerukunan dengan memupuk rasa saling menghormati.
Sebagai akademisi, Arif memandang pendidikan memiliki peran penting untuk terus memupuk rasa kemanusiaan dan keadilan. "Pendidikan tidak hanya menjadikan orang pintar, tetapi mestinya menjadikan orang makin bijak, humanis, dan memiliki hati nurani yang kuat. Nilai kemanusiaan dan keadilan adalah nilai yang akan membuat Indonesia bisa bertahan," terangnya.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Masjid Istiqlal dilakukan untuk melihat langsung Terowongan Silaturahmi, yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral, simbol kuat kerukunan antar umat beragama di Indonesia.
Paus disambut dengan irama Marawis dan diberi penjelasan oleh Nasaruddin Umar mengenai terowongan yang dibangun pada tahun 2022 tersebut. “Terowongan Silaturahim ini menghubungkan dua rumah ibadah. Di dalamnya terdapat banyak simbol-simbol artistik dan indah yang melambangkan toleransi beragama,” kata Nasaruddin Umar saat mendampingi Paus.
Paus Fransiskus, yang terkesan dengan keberadaan terowongan tersebut, menegaskan pentingnya peran umat beragama dalam membangun toleransi. "Kita kaum beriman yang berasal dari tradisi keagamaan yang berbeda, memiliki sebuah tugas membantu semua orang melewati terowongan ini dengan pandangan yang diarahkan menuju terang," ujar Paus.
"Di akhir perjalanan kita akan mampu mengenal dalam diri mereka yang berjalan di samping kita, seorang saudara-seorang saudari yang dengannya kita dapat saling mendukung dalam kehidupan satu sama lain,” sambung Paus.
Paus Fransiskus mengakhiri pidatonya dengan harapan agar komunitas di Indonesia semakin terbuka terhadap dialog antar umat beragama dan menjadi simbol perdamaian. "Saya berharap, komunitas-komunitas kita dapat semakin terbuka bagi dialog antar umat beragama dan semoga menjadi simbol kehidupan bersama yang damai, mencirikan Indonesia," tuturnya.
Baca juga: Keren! Kursi Khusus untuk Paus Fransiskus Dibuat Siswa SMK PIKA Semarang Lho
|
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News