Minyak umumnya dari tumbuhan. Namun, ada beberapa minyak yang diperoleh dari hewan seperti minyak ikan. Sementara itu, mentega biasanya berasal dari lemak susu, mengandung lemak jenuh tinggi dan berbentuk padat ada juga mentega nabati (vegan butter) yang berasal dari lemak tumbuhan.
Ahli Gizi IPB University, Muhammad Rizal Martua Damanik, menyebut konsumsi mentega dan minyak dalam jangka panjang dapat memberikan dampak bervariasi terhadap kesehatan. Hal itu bergantung pada jenis mentega atau minyak yang dikonsumsi, jumlah, serta pola makan secara keseluruhan.
“Terdapat perbedaan signifikan antara efek kesehatan yang ditimbulkan oleh minyak nabati dan minyak hewani, termasuk mentega. Hal ini disebabkan karena komposisi lemak, asam lemak, serta kandungan zat gizi lainnya yang berbeda,” papar Rizal dikutip dari laman ipb.ac.id, Selasa, 1 April 2025.
Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat IPB University menuturkan konsumsi mentega dan minyak dalam jangka panjang dapat mempengaruhi kesehatan jantung, metabolisme, dan berat badan, serta berkontribusi pada peradangan dan risiko penyakit tertentu.
"Konsumsi lemak khususnya lemak jenuh dan trans dalam jangka panjang yang tidak dibarengi dengan aktivitas fisik dan berolahraga teratur juga bisa berdampak pada risiko peningkatan penyakit kronis seperti penyakit jantung dan pembuluh darah," tutur dia.
Rizal menjelaskan mentega yang mengandung lemak jenuh berlebih dapat meningkatkan kolesterol dan risiko penyakit jantung. Sementara itu, minyak nabati seperti minyak zaitun dan alpukat mengandung lemak tak jenuh yang lebih sehat dan dapat mendukung kesehatan jantung.
Namun, konsumsi minyak tinggi lemak omega-6 atau lemak trans, seperti pada beberapa minyak goreng, dapat meningkatkan peradangan dan risiko penyakit kronis, termasuk kanker. Dia menyarankan untuk mengutamakan minyak nabati yang lebih sehat dan membatasi konsumsi lemak jenuh dari minyak hewani.
“Pilihlah minyak yang lebih sehat dan konsumsi dalam jumlah moderat untuk menjaga keseimbangan gizi dan mendukung kesehatan jangka panjang,” jelas dia.
Mengonsumsi minyak nabati yang kaya lemak tak jenuh dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung, kanker, dan memperbaiki kesehatan otak. Sementara itu, konsumsi mentega dan minyak hewani sebaiknya dijaga agar tidak berlebihan.
Ia mengatakan ada batas konsumsi harian untuk lemak, termasuk mentega dan minyak, yang dianggap aman dan sehat untuk sebagian besar orang. Batasan ini berfokus pada total asupan lemak dalam diet, serta jenis lemak yang dikonsumsi agar tidak memberikan dampak negatif pada kesehatan jangka panjang.
“Minyak kelapa juga memiliki manfaat, meskipun perlu diperhatikan untuk mengonsumsinya dalam porsi yang wajar sekitar 1 hingga 2 sendok makan per hari sudah cukup untuk mendapatkan manfaatnya tanpa risiko berlebihan,” tegas dia.
Selain itu, dalam penggunaannya sebaiknya meminimalisasi pengolahan minyak kelapa dengan suhu tinggi. Suhu tinggi dapat meningkatkan oksidasi lemak sehingga merusak kualitas asam lemak pada minyak kelapa.
Rizal menyebut beberapa jenis minyak yang bermanfaat bagi kesehatan dengan syarat dikonsumsi dalam jumlah tepat. Berikut daftarnya:
- Minyak zaitun (olive oil): baik untuk kesehatan jantung, memiliki kandungan antioksidan seperti polifenol yang dapat membantu mengurangi peradangan dan melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan
- Minyak alpukat (avocado oil): kaya akan vitamin E serta karotenoid yang bermanfaat untuk kesehatan mata
- Minyak kanola (canola oil): mengurangi kadar kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kesehatan jantung. Omega-3 yang bermanfaat untuk kesehatan otak dan mengurangi peradangan
- Minyak kelapa (coconut oil): membantu meningkatkan metabolisme dan pembakaran lemak
- Minyak wijen (sesame oil): mendukung kesehatan tulang dan mengurangi risiko osteoporosis karena kandungan kalsium
Rizal juga mengingatkan agar masyarakat teliti membaca label pangan terutama pemilihan mentega dan margarin sesuai saran penyajian dan pengolahannya.
“Misalnya, ada produk yang khusus dioles, ada yang khusus untuk tambahan pembuatan kue. Begitupun minyak, ada yang khusus menggoreng, minyak untuk menumis saja, atau sebagai dressing,” tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News