"Kami menerapkan mindfulness di sekolah kami. Jika ini terus dilatih maka bisa menciptakan generasi yang tahan terhadap hoaks, siswa tidak mudah menyebarkan berita bohong," ujar Robertus Budi Setiono, Direktur Sekolah Global Sevilla, seperti dikutip dari Antara, Rabu, 21 November 2018.
Praktik ini penting, karena dapat mengajarkan anak bertanggung jawab terhadap apa yang mereka lakukan. Apa yang dilakukan akan sepenuhnya dalam keadaan sadar.
Dia menjelaskan praktik yang populer diterapkan di Amerika Serikat dan Eropa itu, mampu menyeimbangkan kehidupan generasi milenial yang serba dinamis dan reaktif tersebut. Dengan praktik yang diterapkan di sekolah, siswa dapat merasakan serta menghayati apa yang dilakukannya.
Misalnya ketika sedang makan, tidak diperbolehkan main telepon pintar, sehingga anak bisa merasakan bagaimana rasanya nasi, belajar menghargai apa yang dimakan dan bersyukur.
"Praktik ini membuat kita berpikir terlebih dahulu, sebelum membagikan segala sesuatu. Tidak reaktif terhadap sesuatu," papar dia.
Baca: Gerakan Sekolah Menyenangkan Bertumpu pada Kualitas Guru
Robertus menambahkan, pihaknya sudah mempraktikkan mindfulness selama empat tahun di sekolahnya. Hasilnya, siswa di Global Sevilla memiliki sikap yang positif, tenang dan tidak mudah terpengaruh hal negatif.
"Satu hal positif lagi, dengan praktik mindfulness, siswa kami tidak pernah stres menghadapi Ujian Nasional (UN) atau ujian Cambridge. Mereka sangat menikmati dan tidak punya beban," kata Robertus lagi.
Indonesia, cepat atau lambat sudah harus mengadposinya. Apalagi tingkat stres anak-anak milenial saat ini kian bertambah. "Kalau praktik mindfulness ini tidak diajarkan, maka sulit bagi generasi milenial untuk berprestasi," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News