Aldita merupakan anak kedua dari tiga bersaudara putra dan putri dari Rektor UNS. "Aldita ini putri Saya yang kedua, yang pertama sudah SH (Sarjana Hukum) di UNS, lalu yang ketiga masih SMA," kata Jamal kepada Medcom.id, Kamis, 1 Oktober 2020.
Jamal mengaku sempat cemas, karena anaknya akan terjun menjalankan profesinya tepat di tengah suasana pandemi covid-19. "Sempat deg-degan, namun demikian bismillah saja. Anak Saya sudah siap mengabdikan diri pada bidang kesehatan. Saat covid-19 tentu saja harus menaati dan disiplin dengan protokol covid-19," ungkapnya.
Ia berharap, Aldita dapat menjadi dokter yang mampu mengamalkan ilmu kedokterannya untuk melayani masyarakat. Selain itu, juga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di manapun ia ditugaskan.
"Semoga bisa mengamalkan ilmu kedokterannya," imbuh Jamal.
Baca juga: Pesan Rektor, Dokter Muda UNS Pegang Sumpah dan Jangan Komersil
Menurut Jamal, lulusan fakultas Kedokteran UNS harus memiliki kualitas bintang lima sesuai dengan kriteria yang ditetapkan World Health Organization (WHO). Yaitu memiliki pelayanan yang baik, tegas dan berani mengambil keputusan, komunikator yang andal, mampu memimpin komunitas, dan seorang manajer yang baik.
"Oleh karena itu, standar kualitas dokter lulusan Fakultas Kedokteran UNS setidaknya mengacu kepada kriteria WHO tersebut," kata Jamal.
Jamal mengaku akan sangat menyesali jika dalam perjalanannya ada lulusan kedokteran UNS yang melenceng dari kriteria tersebut. "Saya dan sivitas akademika UNS tidak ikhlas jika dalam perjalanan karier dan profesi kedokteran, standar tersebut dikristalisasi menjadi hanya menyembuhkan sangat kadang-kadang, hanya membantu melepaskan keluhan sekali-kali, dan membantu memberi kenyamanan pasien secukupnya," beber Jamal
Hal ini, kata Jamal, menjadi tantangan besar bagi dunia kesehatan di Indonesia. Termasuk tantangan Fakultas Kedokteran UNS dalam memproduksi dokter-dokter barunya.
Pada dokter juga dibekali nilai profesi yang menjadi kompas dalam segala tindakannya. Nilai profesi itu antara lain adalah kemanusiaan (humanism), etika (ethics) dan kompetensi (competence).
Oleh karena itu, UNS sangat berharap agar profesi dokter tidak sekadar menjadi agent of treatment tetapi juga sebagai agen sosial. Dokter tidak hanya menyembuhkan penyakit tetapi juga melakukan edukasi kepada masyarakat.
Dokter juga dituntut memiliki keterampilan efektif maupun klinis. Memiliki landasan ilmu kedokteran yang kuat, memiliki kehebatan dalam riset and pengembangan, juga berkemampuan dalam melayani dan menjamin keselamatan pasien.
Jamal mengucapkan selamat dan sukses atas prestasi dan keberhasilan para dokter dalam menyelesaikan proses panjang pendidikan kedokteran di UNS. Sehingga berhasil meraih gelar profesi dokter, meskipun dirayakan di tengah suasana pandemi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News