“Lonjakan covid-19 ini terjadi karena protokol kesehatan (prokes) masyarakat mulai melemah. Adanya penularan baru itu kan terjadi ketika seseorang tidak memakai masker sebagai pelindung. Artinya, ketika terjadi penularan seperti ini, baik orang yang tertular maupun yang menulari sedang tidak menggunakan pelindungnya dengan baik,” kata Windhu dikutip dari laman unair.ac.id, Rabu, 16 November 2022.
Windhu menuturkan lonjakan covid-19 juga disebabkan munculnya subvarian baru. Namun, kemunculan subvarian baru itu tidak memiliki tingkat fatalitas tinggi layaknya varian-varian yang muncul sebelumnya.
“Kedua, munculnya varian atau subvarian baru. Ketika muncul varian baru itu dia tidak dikenali oleh tubuh. Jadi, varian-varian baru itu pada umumnya memiliki kemampuan melarikan diri dari kekebalan tubuh manusia. Sehingga, kalau muncul varian atau subvarian baru, penularan akan lebih tinggi. Tapi nanti lama kelamaan akan menurun lagi,” tutur dia.
Windhu mengatakan meski saat ini terjadi lonjakan kembali, sebenarnya jumlah kasus positif covid-19 di Indonesia sempat mengalami penurunan. Bahkan, berada pada titik terendah tepatnya pada awal September 2022
“Sebenarnya awal September lalu kasus covid-19 itu sudah menurun. Kemudian diketahui sekitar akhir September itu ditemukan subvarian baru Omicron XBB di Surabaya. Dan itu bertahan cukup lama,” kata Windhu.
Dia menyebut munculnya subvarian baru Omicron XBB menyebabkan terjadinya lonjakan kasus positif, di samping semakin melemahnya antisipasi protokol kesehatan dari masyarakat. “Nah, sekarang subvarian Omicron XBB itu sudah semakin meningkat sejak Oktober. Sejak saat itulah lonjakan terjadi. Bahkan sampai sekarang ini kasus harian sudah mencapai 6000-an lebih,” tutur dia.
Windhu mengatakan subvarian Omicron XBB kali ini memiliki tingkat fatalitas rendah. Subvarian ini juga memiliki karakteristik cepat alami lonjakan tetapi cepat pula mengalami penurunan. Sehingga, diharapkan masyarakat tak perlu panik namun tetap waspada.
“Saya rasa masyarakat tidak usah panik berlebihan karena saya yakin pada akhir November nanti akan mencapai puncak kasus tetapi kemudian akan segera turun lagi. Tetapi tentu saja perlu waspada, apalagi saat libur panjang Natal dan Tahun Baru nanti karena mobilitas masyarakat pasti akan meningkat,” ujar dia.
Dia kembali menegaskan memperketat protokol kesehatan merupakan hal paling utama. Selain menggunakan masker dan menghindari kerumunan, hal yang juga penting ialah mendapatkan vaksinasi booster untuk mencegah gejala berat apabila terpapar.
“Kalau mau terhindar, tentunya lengkapi vaksinasi karena vaksin itulah yang mencegah kita supaya tidak mengalami gejala berat jika misalnya kita terpapar. Ingat, vaksinasi memang tidak mencegah penularan, tetapi dia mampu mencegah kita agar tidak jatuh sakit dalam kondisi yang berat,” tutur dia.
Sementara itu, pemerintah juga berperan penting mengendalikan lonjakan kasus covid-19 yang terjadi saat ini. Pemerintah mesti terus melakukan surveilans, meningkatkan vaksinasi, dan memberi perlindungan pada golongan rentan terpapar.
“Pemerintah juga harus memberikan perlindungan lebih bagi mereka yang tergolong lansia, penderita penyakit komorbid, dan mereka yang belum mendapatkan vaksin,” tutur dia.
Baca juga: 3 Jurus Mengendalikan Penularan Covid-19 Akibat XBB |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News