“Nanti sistem ini saya tawarkan kepada para rektor,” kata Nasir di Kantor Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis 26 Juli 2018.
Menristekdikti telah mengutus tim untuk melakukan studi banding mempelajari skema tersebut, seperti ke Amerika Serikat dan negara-negara Eropa.
“Di Eropa kebetulan berkunjung ke Swedia maupun ke Inggris,” sebut Nasir.
Baca: Kontraproduktif, Masih Ada "Karpet Merah" untuk Sekolah Favorit di PTN
Menurut mantan Rektor Terpilih Universitas Diponegoro Semarang, skema SAT terlaksana dengan baik di Amerika Serikat. “Sistem penerimaan mahasiswa baru di sana 100 tahun tidak pernah ada masalah,” tutur Nasir.
Kualitas sekolah di sana pun merata. Sistem peringkat diterapkan di setiap sekolah. Sehingga bisa dinilai untuk memasuki jenjang perguruan tinggi.
“Diterima tapi tergantung kualitasnya, sehingga di sana dibuat satu sekolah ranking,” kata Nasir.
Negara maju sudah menerapkan satu sekolah ranking ini. Di Inggris namanya E Level dengan mata pelajaran yang sudah lengkap. Kalau di Amerika nama sekolah rankingnya yaitu Sekolah Stik Tes atau Scholastic Assessment Test (SAT).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id