Sebanyak 250an peserta hadir dalam diskusi ini. Mereka terdiri atas berbagai elemen baik peneliti, akademisi, pemerintah, ikatan profesi, jurnalis, dan komunitas.
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, berharap penelitian mendalam dapat dilanjutkan untuk menggali lebih dalam informasi valid di situs tersebut. Dia menyebut tidak menutup kemungkinan hal ini dilakukan dengan melibatkan ahli dari luar negeri.
“Kita masih dalam tahap early stage, tahap awal penelitian, tentu kalau kita lakukan riset
lebih lanjut terhadap Gunung Padang ini perlu adanya kolaborasi dengan banyak lembaga, pihak dan ahli-ahli diperlukan juga mengundang ahli dari luar untuk melakukan riset megalitik Gunung Padang," kata Fadli dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id, Kamis, 13 Februari 2025.
Fadli juga menekankan pentingnya forum diskusi antar para ahli, pemerintah, dan pihak terkait untuk mencari solusi upaya penelitian lebih lanjut. Sekaligus, pelestarian situs kepada para peserta yang terdiri dari sejumlah kementerian dan juga lembaga masyarakat.
"Kalau saya sebagai orang awam sifat keingintahuannya sangat common sense yakni tempat itu apa, dan kapan dibuatnya. Sebenarnya ini yang kita ingin dengar dari emam narasumber kita," tutur Fadli
Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan, menyampaikan diskusi ini bertujuan mewacanakan upaya keberlanjutan penelitian terhadap Situs Gunung Padang.
“Adanya diskusi ini adalah untuk mendiskusikan secara komprehensif terobosan baru bagaimana arah dan kelanjutan Situs Gunung Padang karena ini memerlukan usaha dan kerja sama untuk mewujudkannya," ucap dia.
Baca juga: Area Situs Gunung Padang Menjadi 29 Hektare
|
Situs Gunung Padang
Situs Gunung Padang ditetapkan sebagai Situs Cagar Budaya Peringkat Nasional melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 023/M/2014. Arkeolog Junus Satrio Atmodjo menuturkan situs Gunung Padang merupakan tinggalan budaya megalitik berupa punden berundak yang tersusun dari batuan kekar kolom berbentuk balok dengan lima teras berundak.“Situs ini memiliki lima teras yang disusun bertingkat, bangunan ini digunakan untuk memuja nenek moyang, di mana konsepnya merupakan teras bertingkat,” ujarnya.
Narasumber lainnya, Taqyuddin, memaparkan nilai-nilai penting Gunung Padang sebagai Cagar Budaya Peringkat Nasional dapat menjadi suatu stimulan dalam upaya pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan cagar budaya. Sehingga, Gunung Padang dapat terus diwariskan kepada generasi mendatang sebagai bukti kejayaan peradaban nusantara di masa lampau.
Sutikno Bronto, menyampaikan Gunung Padang adalah situs arkeologis dan geologis yang unik. Tetapi, rentan terhadap bencana alam, sehingga perlu perhatian khusus dalam pelestariannya.
Sementara itu, Danny Hilman Natawidjaja, menyebut hasil penelitiannya menunjukkan semua lapisan batuan kolom di bagian atas bukit Gunung Padang disusun oleh manusia dan tidak ada yang alamiah. Lutfi Yondri, menyampaikan perlunya penelitian berkelanjutan untuk mengungkapkan lebih banyak tentang situs ini dan mengembangkan potensi pariwisata yang dapat mendukung ekonomi lokal dan melestarikan kebudayaan Indonesia.
Pembicara terakhir, Ali Akbar, menyebut hasil uji laboratorium dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) mendukung usia situs yang mencapai ribuan tahun. Menurutnya, situs ini memiliki makna spiritual dan historis, yang mengarah pada kemungkinan Gunung Padang bukan hanya struktur alami tetapi juga dibentuk oleh manusia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News