Perjalanan Arkan hingga membawa pulang medali emas tidak mudah. Dia bercerita berlatih bersama dosen dan tutor sebaya menjelang seleksi ONMIPA-PT.
Terdapat tujuh dosen pembimbing dari program studi Kimia, yakni Dikhi Firmansyah, Elvira Hermawati, Handajaya Rusli, Grandprix T M Kadja, Bambang Prijamboedi, Fainan Failamani, Yessi Permana, dan Ria Sri Rahayu. Arkan juga belajar dari alumni-alumni ITB peraih medali emas pada ONMIPA tahun-tahun sebelumnya.
Selama sesi pelatihan, Arkan sering berkumpul dengan teman-teman ONMIPA di bidang Fisika. Pada kesempatan itu, dia banyak berbincang dengan teman-temannya mengenai berbagai hal yang dapat dikaitkan dengan Fisika.
“Bahas-bahas hal random dan dihubung-hubungkan ke Fisika, misalnya saat nonton film horor, ramai-ramai malah bahas ‘Ghost Field’ dan membuat film horornya malah jadi lucu,” kenang Arkan.
Dia mengungkapkan saat final pada 13-17 Juni 2023, terdapat sesi jalan-jalan ke Observatorium Bosscha. Arkan mengaku perjalanan ini sangat berkesan.
“Bosscha ini merupakan situs bersejarah yang sangat terkenal di kalangan anak-anak olimpiade sains,” ungkap dia.
Tak hanya itu, kunjungan ini merupakan kali pertama baginya. Arkan bertemu dengan Danang, pelatihnya pada saat Olimpiade Sains Nasional (OSN) Kimia dulu.
Arkan membagikan beberapa tips bagi mahasiswa yang juga sedang sibuk berkuliah sambil mengikuti berbagai kompetisi. Dia menyebut penting mematangkan dasar materi, sebab apabila soal yang diberikan saat kompetisi berubah-ubah, jawabannya masih bisa dinalar.
“Kemudian melakukan latihan dengan mengerjakan soal, mulai dari tingkat kesulitan terendah hingga tertinggi,” ujar dia.
Dia juga berpesan agar tidak terlalu banyak repetisi pada soal mudah, karena tidak efisien. Selain itu, niatkan mengikuti kompetisi untuk mendapatkan ilmu.
“Sebab, jika ilmunya mumpuni, penghargaan tinggal mengikuti saja,” tutur dia.
Baca juga: Singkirkan Spanyol dan AS, Startup ITB Karla Bionics Peringkat 5 pada CYBATHLON Challenges 2023 |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News