Tim beranggotakan dosen Manajemen Rekayasa ITB, Wildan Trusaji, serta tiga mahasiswa dan dua alumni, yaitu Sekar Kedaton (Manajemen Rekayasa 2019), Alya Hanun (Manajemen Rekayasa 2019), Andy Lucky (Teknik Elektro 2018), Syaiful Hammam (Desain Produk 2014), dan Nurseptian Pratomo (Teknik Mesin 2010).
Karla Bionics menampilkan Mega Arm CYBATHLON Challenges 2023. Mega Arm merupakan lengan prostesis yang diperuntukan untuk mendukung kebutuhan pekerjaan mekanikal.
Fitur utama yang ditonjolkan adalah kemampuan mencapit serta kekuatan struktur pada bagian pergelangan lengan prostesis. Hal ini didasari dari temuan Karla Bionics yakni secara umum penyandang disabilitas di Indonesia merupakan pekerja kerah biru yang mengalami kecelakaan kerja. Mereka sulit kembali menemukan pekerjaan formal.
Pengguna teknologi lengan prostesis yang menjadi tulang punggung keluarga ini rata-rata memiliki keterampilan mekanikal. Mereka dapat mengembangkannya sebagai mata pencaharian seperti membuka bengkel tambal ban ataupun membuat workshop mengelas.
Proses persiapan tim Karla Bionics sendiri terbilang singkat yakni tiga bulan dari mulai pengembangan teknologi lengan hingga proses latihan. Hal ini bisa tercapai karena Tim Inovasi Produk Karla Bionics yang dipimpin Wildan Trusaji telah mengembangkan Mega Arm dari teknologi sebelumnya, yakni lengan prostesis Raga Arm.
“Filosofi desain Mega Arm memanfaatkan prinsip biomimicry, di mana desain lengannya mengikuti prinsip desain dari capit kepiting," jelas Wildan dikutip dari laman itb.ac.id, Rabu, 26 April 2023.
Dia menuturkan terdapat tiga prinsip yang diadopsi, yakni posisi diam menutup, pergerakan hanya dilakukan satu lengan satu waktu, serta pusat kontrol tidak terpusat pada bagian tengah membuat kontrol terhadap benda akan lebih terjaga.
Secara tampilan, Mega Arm tetap mengikuti filosofi atau konsep lengan palsu Karla Bionics yakni tidak menyerupai lengan non-amputasi. Hal itu difabel tidak perlu menutupi kekurangannya.
Pengaplikasian Mega Arm karya Karla Bionics pada CYBATHLON Challenges 2023 disematkan pada seorang pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jurusan Mekanik asal Bekasi bernama Daffa Aldiansyah yang kini berusia 17 tahun. Melalui pemanfaatan Mega Arm, Daffa dapat kembali berkarya dan menggapai mimpinya sebagai seorang mekanik sepeda motor.
Terbukti, kini ia masih aktif menjadi mekanik sepeda motor di lingkungannya. Salah satu kegemaran Daffa mengimplementasikan hobi dan keilmuannya adalah memodifikasi mesin motor.
"Ketika mesin yang disetel ternyata bikin motor lebih enak dibawanya, saya ngerasa puas," ujar Daffa.
Pada CYBATHLON Challenges 2023, Daffa dibantu oleh Yayat Supriatna yang merupakan pilot Karla Bionics pada CYBATHLON Challenges 2022. Dalam proses persiapan CYBATHLON Challenges 2023, tim pilot Karla Bionics yakni Daffa dan Yayat memulai latihan selama satu bulan untuk menemukan strategi efektif dalam menyelesaikan masing-masing tantangan.
“Sebagai pengguna lengan prostesis, kita harus mempelajari benda yang ingin diambil, kemudian membiasakan badan kita untuk mengikuti jangan ragu untuk menunduk, jongkok, bahkan jinjit untuk memperoleh hasil optimal,” ujar Yayat.
Terdapat dua tantangan yang perlu dituntaskan untuk menguji kemampuan teknologi dan ketangkasan pilot pada perlombaan Arm Prosthesis Race (ARM) yang diselenggarakan pada CYBATHLON Challenges 2023 ini yaitu Bottles yang ditujukan untuk merekonstruksi situasi berbelanja.
Pada tantangan ini, peserta perlu memindahkan botol berisi total tiga liter air menggunakan peti untuk dipindahkan ke posisi meja yang telah disediakan dan Clean Sweep. Tujuannya, menguji kemampuan menggenggam dan memindahkan berbagai bentuk benda sehari-hari, seperti kunci, kartu kredit, kelereng, dan potongan balok mainan.
Diwakili oleh Daffa sebagai pilot, Karla Bionics di tahun keduanya berpartisipasi di ajang internasional ini kembali menjadi salah satu peserta yang berhasil menyelesaikan seluruh tantangan tersebut dan mendapatkan poin penuh sebesar 20 poin dan berhasil menembus peringkat 5 besar dengan mengalahkan Amerika Serikat dan Spanyol.
Prinsip yang diusung untuk pengembangan Mega Arm adalah tepat guna. Karla Bionics mengembangkan Mega Arm agar dapat bermanfaat fungsional untuk penyandang disabilitas yang memiliki keterampilan tertentu seperti mekanikal yang dimiliki Daffa dan kebanyakan penyandang disabilitas lainnya dari kalangan kerah biru.
“Penyandang disabilitas terutama yang memiliki tanggung jawab sebagai tulang punggung keluarga akan kita upayakan untuk mendapat kemudahan memperoleh manfaat dari lengan prostesis Mega Arm ini, di mana kami akan mengusahakan bekerja sama dengan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan ataupun Program Badan Amal,” beber Bisnis Development Karla Bionics, Khoirun Mumpuni.
Dia berharap melalui produk yang dikembangkan baik “Raga Arm” dan "Mega Arm", Karla Bionics dapat menyebarkan pesan #ProudActive yang diambil dari istilah produktif yang memiliki makna menerima kondisi diri saat ini dengan tetap bangga menjadi diri sendiri serta tetap aktif melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi lingkungan terdekat.
Baca juga: Kisah Kolaborasi Bidang Teknik dan Seni yang Hasilkan Kaki Buatan Ciptaan ITB |
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News