Kepala Balitbang Kemendikbud, Totok Suprayitno mengatakan, pihaknya tidak mengubah kurikulum 2013. Pihaknya hanya akan memperbaiki kelemahan pada kurikulum yang ada saat ini.
"Bukan revisi, tapi me-review. Terutama memberikan pengayaan untuk implementasi kurikulum. Bahasanya bukan revisi, tapi review. Kan sekarang ini ditemui kelemahan di dalam implementasi," kata Totok di Gedung Kemendikbud, Rabu 19 Februari 2020.
Salah satu kelemahan itu di antaranya fakta bahwa guru sulit menerapkan konsep dalam mengajar. Misalnya saja dalam pelajaran matematika.
Padahal, menurutnya guru bisa memanfaatkan alat penunjang untuk mengajar. "Ternyata guru kesulitan mengajarkan konsep pecahan. Ini dilengkapi dengan alat bantu apa yang bisa digunakan guru, untuk membantu menjelaskan konsep-konsep itu. Jadi lebih memperkaya tool kit, untuk memudahkan guru mengajar," jelas Totok.
Menurutnya, kurikulum memiliki aspek yang sangat luas. Mulai dari standar isi, konten, kompetensi, sampai pada tool kit atau alat bantu mengajar.
"Sekarang kita memperjelas tujuan belajar. Kata-kata yang ambigu diperjelas. Matematika tujuannya itu apa sih. Supaya guru paham betul ketika mengajarkan pelajaran. Pandangannya ingin membangun siswa seperti apa," tegas Totok.
Sebelumnya, Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Kemendikbud, Awaluddin Tjalla mengatakan, bahwa Kemendikbud tengah mengkaji model ataupun format untuk kurikulum baru. Kurikulum ini dirancang untuk mengintegrasikan antara pendidikan dasar, menengah hingga ke pendidikan tinggi agar terus berkelanjutan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News