"Karena tidak ada boleh kegiatan mengumpulkan massa," kata Yudi dalam diskusi daring bertajuk ‘Dampak Wabah Covid-19 Terhadap Pelaku Budaya dan Wisata di Kawasan Borobudur’, Rabu, 6 Mei 2020.
Baca: Pandemi, Seniman Candi Borobudur Nyambi Dagang Hingga Bertani
Peniadaaan perayaan keagamaan Waisak ini disebut juga berdampak ke masyarakat. Terutama, bagi pelaku seni di kawasan wisata Candi Borobudur. Sebab, biasanya banyak kegiatan kesenian digelar ketika perayaan Waisak.
"Ini berdampak bagi masyarakat, Waisak ini banyak kegiatan kebudayaan, seperti seni tari," terangnya.
Yudi menjelaskan pameran bertajuk 'Wawasan Dunia' dan 'Pemugaran Candi Borobudur 1983' juga batal digelar. Sejumlah kegiatan lain juga terpaksa digelar daring.
"Pameran, kesenian itu dibatalkan. Hari Warisan Dunia 18 April juga diganti menjadi kegiatan daring membuat dan memposting konten edukasi, dan diskusi perlindungan kebudayaan," ujarnya.
Menurut Yudi, pengelola gencar melakukan publikasi tentang Candi Borobudur melalui aset digital seperti Instagram dan Youtube, selama pandemi. "Kami secara daring meningkatkan publikasi, banyak kegiatan, terus bergerak mempublikasikan tentang Borobudur," ungkapnya.
Hari Waisak jatuh pada Kamis, 7 Mei 2020. Candi Borobudur biasanya jadi salah satu lokasi pusat perayaan hari suci bagi umat Buddha itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News