Ilustrasi. Foto: Antara/Anis Efizudin
Ilustrasi. Foto: Antara/Anis Efizudin

Pandemi, Seniman Candi Borobudur Nyambi Dagang Hingga Bertani

Muhammad Syahrul Ramadhan • 06 Mei 2020 15:22
Jakarta: Perekonomian para seniman di kawsan Candi Borobudur, Jawa Tengah, mulai terganggu. Sumber penghasilan mereka tersendat lantaran Taman Wisata Candi Borobudur ditutup imbas pandemi virus korona (covid-19).
 
"Kelangsungan ekonomi juga sangat tergantung kondisi pariwisata di Borobudur, ke depan harus ada kepedulian untuk seniman.  Karena seniman bagian dari warna menarik wisata candi Borobudur,” kata Ketua Komunitas Seniman Borobudur Indonesia (KSBI), Umar Chusaeni, dalam diskusi daring, Rabu, 6 Mei 2020.
 
Umar mencontohkan, pelaku seni rupa di Candi Borobudur sangat mengandalkan penjualan karya ke wisatawan. Terutama, wisatawan asing, yang jumlahnya mencapai 90 persen.

"90 persen kolektor itu wisatawan asing, posisi sulit karena jelas tidak ada tamu. Walaupun bisa berkarya maksimal ada waktu yang baik, tapi dampak ekonominya berat," tegasnya.
 
Baca: Saweran Online, Upaya 'Menyambung Napas' Seniman Tari
 
Kondisi ini, kata Umar, sangat mengkhawatirkan bagi seniman. Terlebih, belum ada kepastian kapan pandemi berakhir dan Candi Borobudur kembali beroperasi. "Jadi kami pelaku seni sangat gelisah kondisi seperti ini," jelasnya.
 
Sementara, pengurus Asosiasi Kesenian Rakyat Borobudur (Askrab), Kirno Prasojo menyampaikan kekinian banyak pelaku seni di Candi Borobudur beralih ke kegiatan lain. Ada yang bertani di sawah, hingga berjualan di pasar.
 
Kirno mengatakan, mereka belum menjadikan seniman sebagai profesi. Ada juga yang berkesenian sekadar untuk kepuasan atau kesenangan untuk melestarikan budaya.
 
"Sementara vakum dan beralih bertani, aktivitas berdagang di pasar. Belum sebagai profesi, tetapi pelestari budaya," ungkap Kirno.
 
Kirno mengaku belum ada bantuan langsung kepada seniman hingga saat ini. Seniman yang tergabung di Askrab baru sekadar data oleh pemerintah daerah maupun dinas-dinas terkait.
 
"Untuk benar-benar bantuan untuk bertahan hidup belum, baru data. Kami di rumah baru sibuk, dimintai data," ungkap Kirno.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan