"Ini kan mendadak, tahu-tahu di tengah pandemi kita tahu ada perubahan kurikulum. Ini yang saya katakan tergesa-gesa," kata Satriwan kepada Medcom.id, Senin, 21 September 2020.
Pernyataan Satriwan merespons bocornya draf diduga rancangan kurikulum 2021. Draf yang beredar ini memantik polemik di tengah masyarakat, utamanya para pemangku kepentingan di bidang pendidikan.
Satriwan mengatakan, ketika merancang kurikulum 2013, membutuhkan waktu hingga tiga tahun. Prosesnya, dimulai sejak 2010.
"Sejak 2010 atau 2011 dimulai dengan percakapan publik, dialog, perdebatan itu sudah mulai dibuka. Dua atau tiga tahun baru itu diketok palu, kalau yang sekarang ini kan mendadak," jelasnya.
Baca: Nadiem Diminta Libatkan DPR dalam Penyederhanaan Kurikulum
Ia menyatakan, Kemendikbud juga tidak pernah menyampaikan rencana secara langsung terkait penyusunan kurikulum 2021. Seluruh stake holder pendidikan seperti guru, lembaga kependidikan, lembaga tenaga kependidikan, asosiasi guru mata pelajaran, bahkan orang tua tidak dilibatkan.
"Meskipun masih draf, tapi tidak melibatkan publik secara utuh. Dan belum sesuatu yang urgen kok perubahan kurikulum saat ini. Karena kurikulum 2013 itu baru direvisi 2016, berarti secara praktis, baru empat tahun jalan. Bahkan banyak sekolah yang baru menerapkan kurikulum 2013 itu di tahun 2019 atau 2020," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News