Suharti sangat menyayangkan hal ini. Apalagi, sebenarnya banyak pilihan PAUD di jalur formal maupun non-formal.
“Jika dilihat dari indikator kesiapan masuk sekolah, baru sekitar 77,5 persen murid kelas 1 SD dan MI yang pernah mengikuti PAUD," ujar Suharti dalam Dialog Kebijakan Kemendikdasmen bersama media di Jakarta, Jumat, 19 September 2025.
Dari data tersebut, sama dengan 1 dari 4 anak memulai pendidikan dasar tanpa pengalaman PAUD. Padahal, pendidikan jenjang PAUD sangat mampu menunjang kemampuan murid di jenjang pendidikan SD bahkan tingkat selanjutnya.
Baca juga: Usia 0-7 Tahun Jadi Fondasi Pembelajaran Seumur Hidup Anak |
Menurutnya, kondisi ini menegaskan pentingnya kebijakan wajib belajar 13 tahun yang kini digalakan pemerintah. Kebijakan tersebut mencakup 1 tahun PAUD dan 12 tahun pendidikan formal, mulai SD hingga SMA/SMK/MA, termasuk pendidikan vokasi.
“PAUD adalah fondasi kesiapan anak memasuki jenjang sekolah dasar. Kematangan akademik dan sosial yang dibutuhkan saat masuk kelas 1 hanya bisa dibangun melalui pendidikan usia dini,” tegas dia.
Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2024 menunjukkan angka partisipasi kasar PAUD secara nasional baru sekitar 36 persen. Suharti menegaskan rendahnya pemerataan akses PAUD menuntut langkah kebijakan yang lebih serius.
“Kebijakan wajib belajar 13 tahun sudah masuk RPJPN, diterjemahkan ke RPJMN, dan menjadi bagian dari Renstra Kemendikdasmen. Ini bukan sekadar wacana, tetapi arah pembangunan yang sedang kami jalankan,” tegas Suharti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id