Sang istri, Kiki terlebih dahulu memulai studi doktoral di ITS pada tahun 2019. Sedangkan, sang suami, Hanugra, menyusul setahun kemudian di departemen yang sama.
Pasangan yang dibimbing oleh Prof Dr Ir Mauridhi Hery Purnomo MEng ini memiliki bidang riset berbeda. Kiki berfokus pada pengolahan sinyal dan Hanugra pada pengolahan citra.
“Meskipun begitu, kami bisa menjalaninya bersama,” kata Kiki, Senin, 14 April 22025.
Perjalanan yang dilalui pasangan asal Malang ini jauh dari kata mudah. Pada tahun 2021, Hanugra mengalami kondisi retina terlepas dari jaringan (ablasio retina) pada mata kanan.
Setahun berselang, mata kirinya mengalami hal serupa. Tujuh kali operasi dan dua tahun masa penyembuhan membuat masa studi keduanya diliputi kabut.
“Saya meyakinkan suami kalau pun ia sulit melihat, saya yang akan menjadi indra penglihatannya,” kenang Kiki.
Baca juga: Cerita Wisudawan Termuda dan Tertua ITS, Tak Ada Batasan Usia Menuntut Ilmu |
Selama melalui kesulitan tersebut, Kiki menjadi pasangan dan rekan seperjuangan bagi Hanugra. Ia menuliskan, menarasikan, dan mendampingi setiap langkah Hanugra dari mulai membaca jurnal hingga menyiapkan presentasi kandidasi.
“Di laboratorium, kami sampai dijuluki Habibie dan Ainun,” beber dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini tertawa.
Berbekal usaha dan keyakinan setelah kesulitan pasti lahir kemudahan, perjuangan pasangan yang menikah pada 2009 ini berbuah manis. Di awal tahun 2023, keduanya meraih hibah riset ke Shibaura Institute of Technology (SIT), Jepang.
Tak hanya itu, karya ilmiah keduanya turut diakui secara internasional. Kiki dan Hanugra masing-masing mempublikasikan dua jurnal internasional, yakni satu jurnal terindeks Q1 dan satu jurnal terindeks Q2.
Tak hanya wisuda bersamaan, keduanya juga sebelumnya telah menjalani sidang promosi doktor di hari yang sama. Hanugra mengatakan mengarungi bahtera rumah tangga bersamaan dengan kehidupan akademis adalah tentang komitmen dan keseimbangan.
Menurutnya, ujian kehidupan yang selalu datang silih berganti akan terasa semakin sulit bila dilalui sendirian. “Karena kuliah lebih dari riset dan belajar, tetapi juga menguatkan kita sebagai manusia,” ujar dosen Program Studi Teknik Informatika Universitas Binus Malang ini.
“Bagi kami, kelulusan ini bukan hanya pencapaian akademik, melainkan lambang keberhasilan atas tantangan hidup yang kami hadapi bersama,” ujar Hanugra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News