“Mulai hari ini, kita harus berani berbicara apa yang benar harus disampaikan, apa keadilan harus kita sampaikan,” tegas Guru Besar FK Unair Prof. DR. dr. Abdul Hafid Bajamal, dikutip dari Metro TV, Jumat, 5 Juli 2024.
Hafid kembali menegaskan tidak perlu takut dalam membela kebenaran. Sebab menurutnya, alasan pemecatan pun tidak memiliki dasar yang kuat.
Aksi tersebut turut diikuti oleh sejumlah guru besar, salah satunya mantan Rektor Unair, Prof. Puruhito. Para pengunjukrasa pun mengancam akan melakukan aksi mogok mengajar sampai jabatan Budi Susanto dikembalikan sebagai Dekan FK Unair.
Puruhito mengungkapkan, tidak ada yang mendukung keputusan pemecatan Dekan FK tersebut. Ia juga menuntut agar jabatan Budi Santoso dikembalikan dan nama baik yang bersangkutan dipulihkan.
“Kita menolak keputusan rektor yang menyatakan Prof Bus dihentikan jabatannya sebagai Dekan secara mendadak tanpa suatu sebab,” tegas Puruhito.
"Kita menuntut agar jabatan beliau bisa dikembalikan lagi memimpin Fakultas Kedokteran ini sampai berakhirnya jabatan dan berharap nama baik beliau dikembalikan sebagaimana betul-betul concern terhadap pendidikan dokter di Indonesia,” tambahnya.
Sementara itu, Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Diktiristek) Abdul Haris berharap polemik yang muncul akibat pemecatan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) tidak berdampak pada terhambatnya kegiatan kampus. Haris juga berharap persoalan ini dapat diselesaikan internal secara damai.
"Kemdikbudristek berharap agar dinamika tersebut dapat diselesaikan secara internal dan menunggu tindak lanjut Rektor Unair, termasuk untuk memastikan bahwa hal tersebut tidak berdampak pada penyelenggaraan tridharma di kampus," ujar Haris kepada Medcom.id, Jumat 5 Juli 2024.
Sebelumnya, kabar dipecatnya Budi Santoso beredar di Whatsapp Group (WAG) dosen FK Unair. Dalam pernyataannya, Budi Santoso berpamitan kepada sekitar 300an member di grup tersebut, usai menerima keputusan Rektorat Unair yang memberhentikan dirinya dari jabatan Dekan FK Unair.
Budi Santoso telah membenarkan statemen dirinya menolak program dokter asing di Indonesia berkaitan dengan hal tersebut.
Ia meyakini 92 Fakultas Kedokteran di Indonesia mampu meluluskan dokter-dokter yang berkualitas. Bahkan, kualitasnya tidak kalah dengan dokter-dokter asing. (Theresia Vania Somawidjaja)
Baca juga: Sesalkan Dekan FK Unair Dipecat, AIPKI Minta Rektor Tinjau Ulang Putusan Pemecatan Budi Santoso
|
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News