Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta sekaligus Dokter Spesialis Paru dan Konsultan Reviono. DOK UNS
Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta sekaligus Dokter Spesialis Paru dan Konsultan Reviono. DOK UNS

Menerka Pandemi Covid-19 Jadi Endemi Berkaca dari Pandemi Flu 1918

Renatha Swasty • 15 Maret 2022 11:54
Jakarta: Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta sekaligus Dokter Spesialis Paru dan Konsultan, Reviono, menyebut bukan tidak mungkin pandemi covid-19 menjadi endemi. Hal itu berkaca pada pandemi flu 1918.
 
“Tidak ada satu pun dari ahli yang dapat memastikan bagaimana pandemi ini akan berakhir. Namun, hal ini bisa dicoba diprediksi dengan mencari tahu kilas balik pandemi flu 1918," kata Reviono dikutip dari laman uns.ac.id, Selasa, 15 Maret 2022.  
 
Reviono menuturkan pandemi flu 1918 dapat memberikan peta jalan terkait hal-hal yang diharapkan seabad kemudian. Setelah beberapa tahun fatal virus yang menyebabkan pandemi 1918 akhirnya mereda.

"Ketika kekebalan populasi dari infeksi meningkat, kematian infeksi meningkat, kematian menurun, dan virus menjadi influenza musiman yang kurang mematikan meskipun keturunannya masih beredar sampai sekarang,” ujar Reviono.
 
Dia menyebut belajar dari pandemi flu 1918, virus tidak mungkin hilang sepenuhnya. Namun, tak menutup kemungkinan virus tersebut dalam hal ini covid-19 akan berubah statusnya menjadi endemi.
 
“Faktor yang dapat memengaruhi perubahan status pandemi jadi endemi yakni, kasus stabil atau setidaknya dapat diprediksi," tutur Reviono.
 
Dia menjelaskan suatu penyakit dikatakan endemi ketika reproduction number stabil pada angka satu. Artinya, satu orang yang terinfeksi rata-rata menginfeksi satu orang lain.
 
Kemudian, angka kematian rendah dan dapat diterima masyarakat. Lalu, cakupan vaksinasi luas.
 
"Para ahli pun mengatakan, peningkatan kekebalan tubuh baik dengan vaksinasi atau infeksi alami dapat membantu mendorong kita ke endemi dengan covid-19. Serta munculnya herd immunity yang mana sistem kekebalan mereka tidak akan terkena virus,” jelas Reviono.
 
Reviono menyebut harapan covid-19 berubah menjadi endemi saat ini tengah diupayakan dengan mengusahakan banyak orang mendapatkan perlindungan kekebalan dari vaksinasi. Sehingga, penularan covid-19 berkurang dan hanya sedikit yang harus rawat inap juga rendahnya angka kematian meski virus terus beredar.
 
“Saat ini yang perlu dipikirkan, bagaimana menuju situasi di mana kita memiliki begitu banyak kekebalan dalam populasi, sehingga kita tidak akan lagi melihat epidemi yang sangat mematikan,” kata Reviono.
 
Baca: Wacana Transisi ke Endemi Jangan karena Intervensi Politik dan Ekonomi
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan