Mendikbud, Nadiem Makarim. Foto: Zoom
Mendikbud, Nadiem Makarim. Foto: Zoom

Merdeka Belajar Episode 6

PTN Bisa Dapat Tambahan Rp1,3 Triliun Jika Capai Target IKU

Ilham Pratama Putra • 03 November 2020 17:46
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan kebijakan Merdeka Belajar Edisi 6 tentang transformasi pendanaan untuk Perguruan tinggi. Salah satunya adalah pendanaan berdasarkan tingkat indikator kinerja utama (IKU).
 
Bagi PTN yang berhasil meningkatkan IKU dan mencapai target, maka akan diberi tambahan pendanaan di tahun 2021. Besaran tambahan dana ini mencapai Rp1,3 triliun.
 
"Alokasi dasar untuk PTN ini akan meningkat sebesar Rp700 miliar dan bonus sebesar Rp 500 miliar untuk PTN yang berhasil meningkatkan capaian IKU terbanyak dan mencapai target yang ditetapkan Kemendikbud," ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim dalam konferensi pers daring Peluncuran Merdeka Belajar Episode 6, Selasa, 3 November 2020.

Untuk indikatornya, Nadeim menyatakan IKU sendiri memiliki delapan poin penilaian. Delapan poin inilah yang harus dicapai oleh perguruan tinggi.
 
Baca juga:  Anggaran Peningkatan Kualitas Perguruan Tinggi Naik 70%
 
"Delapan IKU yang akan dimonitor dan diapresiasi dalam bentuk pendanaan oleh Kemendikbud. Kami sederhanakan dengan delapan IKU saja, ini yang kami maksud dengan indikator utama yang akan menghasilkan perubahan terbesar," kata Nadiem.
 
IKU Pertama, akan ada pengukuran dari sisi kualitas lulusan. Mulai dari apakah lulusan mendapat pekerjaan yang layak, seperti apa keterserapannya di dunia kerja hingga besaran gaji.
 
Kedua, berapa banyak jumlah mahasiswa yang mendapat pengalaman di luar kampus. Baik yang mengerjakan project based learning, magang, mengajar, riset, proyek sosial, maupun berwirausaha di luar lingkungan kampus.
 
"Ketiga, berapa jumlah dosen yang punya pengalaman dan kelihatan di luar kampus. Pengalaman di industri, kampus lain, bagaimana pengalaman mereka dalam mencari perspektif baru, mencari pengalaman baru, dan experience baru," sambung Nadiem.
 
Baca juga:  Merdeka Belajar Episode 6 Diluncurkan, Transformasi Pendanaan Perguruan Tinggi
 
Keempat adalah seberapa banyak praktisi dari berbagai sektor yang diundang untuk mengajar di kampus tersebut. Poin ini merupakan salah satu bentuk link and match antara dunia usaha dengan kampus.
 
"Lalu selanjutnya kelima, ada berapa dan apa saja riset yang dilakukan dosen yang bermanfaat bagi publik," ujar Nadiem.
 
Keenam, melihat berapa prodi yang bekerja sama dengan mitra kelas dunia. Mitra itu bisa datang dari industri kelas dunia, Universitas kelas dunia, NGO (non government organization) atau Multilaterar kelas dunia.
 
"Semakin banyak prodi yang bermitra dengan berbagai sektor, semakin besar pernikahan masal yang terjadi, dan makin banyak manfaaat untuk mahasiswa," imbuh Nadiem.
 
Ketujuh, seperti apa kampus mengelola aktivitas di dalam kelas. Akan ada ukuran terkait berapa jumlah mata kuliah yang penilaiannya berbasis project based learning (PBL), kerja sama untuk menciptakan suatu portofolio atau proyek, atau menciptakan penemuan.
 
Poin ini kata Nadiem adalah yang terpenting, sebab dia tidak menginginkan mahasiswa hanya belajar teori dalam kelas dan di akhir semester tinggal menjalankan ujian. Hal itu kata dia, tidak efektif untuk meningkatkan kualitas SDM.
 
"Kita ingin mata kuliah yang bobot penilaiannya itu berat di PBL, di mana mahasiswa bukan hanya belajar dari dosen tapi juga dari kerja sama dan kolaborasi. Dan juga penilaian yang berbasis cases method atau berbasis partisipasi murid-murid di dalam kelas itu, sehingga terjadi perdebatan dan interaksi, yang menjadi nilai nantinya," ucapnya.
 
Terakhir, yang kedelapan Kemendikbud ingin melihat berapa banyak prodi yang punya standar internasional. Untuk itu dia berpesan kepada rektor dan dosen harus memikirkan bagaimana universitas bisa melompat dan berprestasi di tingkat dunia.
 
"Ini akan jadi pedoman perubahan tiap perguruan tinggi dan akan ada apresiasi dalam bentuk pendanaan terhadap pencapaian IKU ini," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan