Masih banyak orang tua kecewa bila anaknya tidak terlihat bersinar di kelas. Tak jarang mereka jadi meremehkan atau menyepelekan anaknya hingga membanding-bandingkan anaknya dengan anak lain yang dianggap lebih “pintar”. Perlakuan ini tentu memberikan tekanan pada anak, lama kelamaan anak akan tumbuh sebagai seseorang yang rendah diri.
Seakan tidak cukup, anak ini diberikan terlalu banyak les-les tambahan untuk dapat mengejar ketertinggalan nilai pelajaran di sekolah. Mengurangi jam bermain anak, menyita hiburan-hiburannya, dan membatasi kegiatan yang tidak berkaitan dengan belajar. Sampai akhirnya, anak akan mengalami sakit fisik yaitu terserang penyakit.
Definisi kesuksesan bagi masyarakat kita adalah menjadi paling menonjol, paling pintar, paling berprestasi, dan paling bersinar. Hal ini membuat kita seringkali melupakan hal-hal yang sebenarnya lebih penting dari sorotan-sorotan tersebut, yakni menjadi manusia. Menjadi manusia adalah kemampuan memelihara kehidupan, mengokohkan, membantu sesama, dan bermanfaat bagi orang lain.
Hidup bukan semata-mata tentang menunjukkan siapa yang paling penting, paling berperan, atau paling hebat. Tetapi menjadi yang paling bermanfaat bagi orang lain, diseimbangi dengan kemampuan diri yang baik pula.
Memang tidak ada salahnya untuk mengejar prestasi secara akademik. Namun, orang tua perlu ingat bahwa nilai diri seorang anak tidak terletak pada akademik maupun prestasinya, tapi pada kemampuannya untuk menjadi manusia. (Annisa Ambarwaty)
Baca juga: Manfaat Mindfulness Tingkatkan Konsentrasi Belajar hingga Tekan Potensi Perundungan |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id