Pembentukan universitas medis ini juga diarahkan untuk menjawab kebutuhan dokter dan tenaga kesehatan lain yang terus meningkat. Sekaligus mempercepat pemerataan layanan kesehatan di seluruh wilayah Indonesia.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto mengatakan model universitas tersebut mengacu pada praktik di sejumlah negara. Misalnya yang menjadi referensi, John Hopkins University.
"Kami sudah lihat beberapa kasus kampus-kampus di luar negeri memang terdapat model seperti itu. Seperti First Moscow State Medical University Kemudian John Hopkins University itu juga kursus medis," kata Brian di Jakarta, Jumat, 19 Desember 2025.
Universitas itu nantinya tidak hanya berfokus pada pendidikan dokter tetapi juga menaungi berbagai disiplin ilmu kesehatan. Di dalamnya, akan terdapat Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi, Farmasi, Ilmu Hayati, Teknologi Kedokteran, hingga Keperawatan.
Baca Juga :
Segini Biaya Kuliah Kedokteran di 4 Kampus Top Indonesia, Ada yang Start dari Rp500 Ribu
Sehingga, kelengkapan pendidikan bidang kedokteran di universitas tersebut dapat terintegrasi.
"Sehingga tidak hanya dokter yang kita siapkan. Tetapi juga seluruh yang related dengan kesehatan dan kedokteran itu bisa diselenggarakan oleh universitas khusus medis ini," ujar dia.
Brian juga menyinggung lulusan bidang kesehatan di Indonesia yang saat ini sebanyak 246 ribu. Menurutnya, ada ketimpangan jumlah lulusan, baik antara dokter hingga perawat.
"Namun sebagian itu besarnya adalah perawat, bidang dan lain-lain dokternya sendiri hanya sekitar 12 ribu per tahun," kata Brian.
Ia berharap proporsi lulusan bidang kesehatan bisa seimbang dan sesuai kebutuhan. Karena itu, sebaran fakultas kedokteran turut menjadi perhatian serius ke depan.
"Kami sampaikan ini adalah sebaran fakultas kedokteran di Indonesia saat ini relatif sudah menyebar meskipun tentu di Jawa dan Sumatra masih banyak, di bagian timur perlu ditingkatkan kembali," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News