Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek, Anindito Aditomo atau Nino menyebut kurikulum itu akan berfokus pada materi yang esensial. Materi yang disampaikan tidak akan terlalu padat bagi siswa.
"Ini penting agar guru punya waktu untuk pengembangan karakter dan kompetensi. Bukan sekadar kejar tayang materi yang ada di buku teks," tulis Nino dalam akun instagramnya, @ninoaditomo, Selasa, 30 November 2021.
Nino menjelaskan jika kurikulum prototipe ini sedang diterapkan secara terbatas di 2.500 sekolah di seluruh Indonesia. Adapun sekolah itu ialah sekolah yang masuk dalam Program Sekolah Penggerak.
"Yang mungkin belum banyak diketahui publik adalah bahwa sekolah-sekolah peserta program ini mencerminkan keragaman yang ada di sistem pendidikan kita," lanjutnya.
Baca: Penyederhanaan Kurikulum 2013 Tengah Diuji Coba, Bakal Diterapkan di 2022
Menurutnya, sebagian sekolah dalam program tersebut adalah sekolah yang biasa saja, bukan sekolah favorit atau unggul. Bukan pula sekolah yang punya fasilitas mewah.
"Banyak yang justru kekurangan secara sarana-prasarana. Sebagian juga berada di daerah tertinggal," tutur Nino.
Sebelumnya, Mendikbudristek Nadiem Makarim mengatakan pihaknya tengah mencoba melakukan pembentukan kurikulum yang lebih sederhana dari kurikulum yang ada saat ini. Namun dia menyatakan kurikulum itu bukanlah kurikulum baru.
"Jadi kita bukan ganti menteri ganti kurikulum. Tidak. Kurikulum yang kita tawarkan tahun depan adalah kurikulum yang memberikan kemerdekaan kembali pada guru-guru," tutur Nadiem pada Peringatan Hari Guru Nasional (HGN), di JIExpo, Jakarta, Kamis 25 November 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News