"Sayangnya, selama ini para dosen masih mengutamakan mengajar, bukan meneliti dan menulis. Alasannya bermacam-macam, yang paling umum adalah tidak ada waktu," kata dosen dan peneliti, Widodo, saat menjadi pembicara dalam acara Teras Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Akademi Televisi Indonesia (LPPM ATVI) bertema Menulis Ilmiah Semudah Update Status, Jumat, 11 Februari 2022 malam.
Widodo mendorong para dosen untuk giat menulis karya ilmiah, terutama di jurnal yang terindeks Sinta dan Scopus. Dia yakin para dosen mampu. Kendala terbesarnya adalah belum berkonsentrasi untuk menulis.
"Langkah paling mudah adalah pelajari artikel yang ada dalam jurnal-jurnal. Pelajari kriteria jurnal yang ada sehingga tulisan kita mudah diterima,” katanya.
Cara membaca dan mempelajari jurnal yang ada, tambah Widodo, akan menghilangkan persepsi atau stigma bahwa menulis jurnal itu sulit. "Padahal, kalau jeli membaca, mungkin kita akan menilai tulisan yang ada di jurnal itu biasa. Jadi, ya memang harus mulai menulis," tambah dia.
Dalam acara yang dipandu Ketua LPPM ATVI Ratih Damayanti ini, Widodo mengingatkan jangan memaksakan diri menggunakan metode yang tidak kuasai. Pilih kualitatif atau kuantitatif.
"Bagi yang suka angka, ya pilih kuantitatif. Rumpun ilmu sosial cendrung kualitatif. Jadi, kita harus sadari kita berada di rumpun ilmu yang mana," kata dia.
Bisa jadi rumpun ilmu sosial didesain dengan metode kuantitatif. Misalnya, kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) atau kasus-kasus hukum lainnya. "Jika ini bisa, sangat baik,” ujar Widodo yang sudah menulis enam buku, di antaranya Metodologi Penelitian Populer & Praktis yang cetak ulang setiap tahun sejak 2017.
Baca: Cara Membuat Daftar Pustaka Menggunakan Mendeley di Word
Acara Teras LPPM ATVI berlangsung setiap dua minggu dengan menghadirkan narasumber dosen-dosen ATVI. Dihadirkan pula dosen dari perguruan tinggi lain. Acara yang juga ditayangkan di kanal Youtube LPPM ATVI ini merupakan kolaborasi antara LPPM ATVI dengan TBM Bukit Duri Bercerita, Mastepedia, serta didukung penerbit Prenada Jakarta dan Matapadi Yogya.
Tips tembus jurnal
Dalam acara ini muncul sejumlah pertanyaan. Salah satunya bagaimana menembus jurnal. Widodo yang telah berhasil mempublikasikan 42 artikel pada jurnal nasional dan internasional ini memberikan kiat.Tentang kualitas yang dimaksud antara lain berapa banyak variabel yang diteliti. Level analisis, mau dianalisis dengan teori apa. "Begitu juga untuk jurnal internasional, kita meski baca. Jika masuk ke jurnal Scopus, mulai terlihat persyaratan yang ketat."
Ditambahkan Widodo, untuk bisa melakukan penelitian dengan luaran artikel layak publikasi di jurnal terindeks Sinta maupun apalagi Scopus/WoS diperlukan strategi khusus. Dari pemilihan topik, literatur, sampel, instrumen, alat analisis, penyajian hasil dan pembahasan, sampai penarikan kesimpulan serta menyampaikan saran, implikasi, dan keteratasan penelitian.
Setelah itu, supaya hasil penelitian layak dipublikasikan di jurnal tertentu, masih perlu penyesuaian dengan gaya selingkung atau spesifikasi/karakteristik jurnal yang dituju.
Baca: Tips Menulis Jurnal dari Profesor Universitas Trunojoyo
Dengan demikian, lanjut Widodo, penyesuaian tidak hanya sebatas teknis yang disyaratkan, tetapi juga menjangkau segi kualitas yang diharapkan dari sebuah artikel. Baik yang tekait dengan fenomena, literatur, metode, hasil dan analisisnya, kedalaman pembahasan, maupun penarikan kesimpulan yang tepat disertai penyampaian keterbatasan penelitian dan saran-saran yang relevan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News