"Kami meyakini bahwa memang perlu upaya untuk terus membangkitkan rasa nasionalisme di kalangan pemuda Indonesia khususnya mahasiswa, namun apakah caranya harus dengan program pendidikan militer? Kami rasa tidak," kata Wicak kepada Medcom.id, Rabu, 26 Agustus 2020.
Terlebih di IPB, kata Wicak, materi yang menghidupkan rasa nasionalisme telah ada di IPB sejak mahasiswa berada di tingkat pertama. "Dan juga terdapat Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Resimen Mahasiswa (Menwa), ada juga pelatihan bela negara yang diberikan ketika masa perkenalan kampus, dan juga fakultas," terangnya.
Baca juga: Pendidikan Militer Dipertimbangkan Masuk Program Kampus Merdeka
Artinya, kampus sudah melaksanakan tugasnya untuk mendidik rasa nasionalisme bagi mahasiswa. Justru dia khawatir, pendidikan militer ini akan menjadi satu-satunya cara untuk menunjukkan kegiatan bela negara.
"Padahal merujuk pada Undang-undang Pengelolaan Sumber Daya Nasional nomor 23 tahun 2019, pengabdian sesuai profesi juga termasuk kegiatan bela negara," tegas Wicak.
Sehingga menurutnya, mahasiswa harus tetap diberikan kebebasan dalam menentukan langkah akademisnya. Apakah akan menjadi peneliti untuk negeri, atau wirausaha yang menyerap tenaga kerja, atau bahkan ingin mengikuti pendidikan militer.
"Biar ditentukan sesuai minat masing-masing saja. Untuk masalah perwira cadangan, kami rasa kalau sesuai dengan minat tentu mahasiswa akan berusaha. Dan saya rasa tentu dalam implementasinya yang akan menjadi perwira cadangan pasti akan mengikuti seleksi dahulu," tegas dia.
Baca juga: Rektor Bakal Dilibatkan Bahas Program Komponen Cadangan Menjadi SKS
Sebelumnya, Kemhan telah membuka pendaftaran rekrutmen Komcad sejak 1-29 Agustus 2020. Rekrutmen dilakukan untuk memperkuat pertahanan nasional, terutama saat darurat.
Komcad disiapkan untuk pengerahan melalui mobilisasi. Tujuannya memperbesar dan memperkuat TNI dalam menghadapi ancaman militer.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News