Mahasiswa baru UGM Happy Putri Ginada bersama orang tuanya. DOK UGM
Mahasiswa baru UGM Happy Putri Ginada bersama orang tuanya. DOK UGM

Sempat Dapat Ranking 10 Terbawah di SMA, Happy Kerja Keras hingga Diterima UGM Lewat SNBP

Renatha Swasty • 26 Juli 2024 13:47
Jakarta: Nilai akademik Happy Putri Ginada di jenjang SMA sempat buruk bahkan masuk daftar paralel 10 terbawah di angkatannya. Berkat perjuangan dan kerja keras, Happy bisa jadi yang terbaik bahkan diterima kuliah di Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM).
 
Happy merupakan alumni SMA Unggulan CT Arsa Foundation Sukoharjo. Sekolah berasrama dengan beasiswa full ini diperuntukkan bagi keluarga tidak mampu, namun berprestasi.
 
Awal SMA, Happy sempat down karena belum terbiasa dengan sekolah asrama. Hasilnya, dia masuk menjadi siswa 10 terbawah di angkatannya.

“Jujur waktu itu saya sangat merasa sedih dan down karena saya terbiasa mendapat peringkat 1 saat SD maupun SMP,” kenang Happy dalam keterangan tertulis yang dikeluarkan UGM, Jumat, 26 Juli 2024.
 
Namun, kondisi ini tidak lama berlangsung. Happy terus mengejar ketertinggalan dengan belajar mandiri selepas pulang sekolah.
 
Saat jam pulang sekolah, ia belajar sendiri di ruang kelas saat teman lainnya kembali ke asrama. Materi yang baru saja diajarkan kemudian ia teruskan dengan mendalaminya melalui YouTube.
 
Hasilnya, nilai Happy perlahan mulai membaik termasuk rangkingnya. Ia juga mulai aktif di organisasi seperti OSIS dan Pramuka.
 
Tidak hanya itu, beberapa prestasi diraih seperti juara 1 Psychology Vlog Competition yang diselenggarakan oleh Unjani, juara 3 lomba podcast yang diselenggarakan oleh Universitas Ngudi Waluyo dan penerima awardee beasiswa Smart Scholarship dari YBM Brillian.
 
Perjuangan Happy tidak sia-sia. Ketekunan dan prestasi yang diraih menghantarkannya diterima di Prodi Ilmu dan Industri Peternakan, Fakultas Peternakan UGM melalui jalur SNBP 2024.
 
Dia juga dinyatakan masuk kriteria penerima UKT 0 dari UGM. “Satu doa yang tak pernah lupa dan saya ulang-ulang adalah lolos SNBP,” kata Happy.
 
Ida Pertiwi, ibu Happy, mengaku bangga dan terharu anak semata wayangnya diterima di UGM. Awalnya, Ida tidak setuju Happy memilih UGM karena merasa tidak sanggup membayar biaya kuliah mengingat gajinya hanya sekitar Rp1 juta.
 
“Ya terharu bisa lolos UGM. Alhamdulillah,” kata Ida.
 
Apalagi, sang suami, Giwarno tengah sakit. Ida sehari-hari bekerja sebagai buruh pabrik kayu sedangkan Giwarno tidak bekerja karena sudah lama sakit komplikasi.
 
“Ya flek paru-paru, diabetes, kolesterol, asam urat, hipertensi, gangguan ginjal juga. Sampai waktu itu tidak bisa bangun hanya bisa tiduran. Cukup lama sampai merambat ke pengeroposan tulang belakang," beber Happy.
 
Kini, sang ayah suda bisa jalan pelan-pelan dan masih rutin kontrol ke rumah sakit. Tiap pagi juga rutin berjemur agar tulang tidak semakin keropos.
 
Anak tunggal yang tinggal di Kauman RT 01/RW 01 Bulurejo, Juwiring, Klaten, Jawa Tengah itu
memiliki mimpi baru menjadi peternak sukses. Dia berpesan agar tidak mudah menyerah, berusaha semaksimal mungkin dan dekatkan diri dengan Allah.
 
"Minta restu dan berbaik hati terutama pada orang tua karena rida Allah ada pada rida orang tua. Belajar dengan sungguh sungguh, bismillah. Kun fayakun,” pesan Happy.
 
Baca juga:  Cerita Emil Anak Transmigran di Mamuju Tengah Kuliah Gratis di UGM, Siswa Pertama di Sekolahnya

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan