Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah pada Ditjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama, Thobib Al Asyhar. DOK Kemenag
Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah pada Ditjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama, Thobib Al Asyhar. DOK Kemenag

Madrasah Diminta Kembangkan Pembalajaran Kontekstual, Manfaatkan Kurikulum Merdeka

Renatha Swasty • 23 April 2024 11:44
Jakarta: Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah pada Ditjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama, Thobib Al Asyhar, menyebut dunia pendidikan mengalami perubahan sangat cepat. Dia mendorong madrasah mampu merespons dengan mengembangkan pembelajaran kontekstual yang lebih efektif.
 
Menurutnya, perubahan dunia mengharuskan seluruh stakeholders madrasah melakukan langkah penting dan strategis. Hal itu agar proses pendidikan tetap relevan, mendalam, dan komprehensif dalam membekali anak didik.
 
"Dinamika ini harus direspons serius oleh para guru dan kepala madrasah sehingga dapat membekali anak didik dengan baik dan tepat," kata Thobib dalam seminar nasional "Meningkatkan Kompetensi GTK Menyongsong Kurikulum Nasional" dikutip dari laman kemenag.go.id, Selasa, 23 April 2024.

Mantan Sekretaris Menteri Agama ini juga menyinggung soal penerapan Kurikulum Merdeka yang menjadi kurikulum nasional. Menurutnya, kebijakan Kemendikbud terkait Kurikulum Merdeka, Merdeka Belajar, dan Merdeka Mengajar harus ditanggapi positif oleh guru dan kepala madrasah.
 
Thobib menyebut urgensi Kurikulum Merdeka dilatarbelakangi krisis pembelajaran bangsa ini yang perlu pemulihan serius. Setidaknya ada tiga poin pokok kurikulum merdeka penting.
 
Pertama, penyampaian materi pembelajaran bersifat esensial, sehingga insight anak didik bisa lebih mendalam. Kedua, mengembangkan soft skill dan karakter anak didik melalui profil pelajar Pancasila.
 
"Ketiga, pembelajaran dilaksanakan secara lebih fleksibel, baik untuk anak didik maupun guru dengan tetap menjaga kualitas capaian pembelajaran," tutur dia.
 
Dosen Psikologi Islam SKSG UI ini menuturkan penerapan Merdeka Belajar dan Merdeka Mengajar sejalan dengan warisan tradisi pendidikan Islam. Anak didik ditempatkan sebagai subjek, bukan objek pendidikan secara pasif.
 
"Sayyidina Ali bin Abi Thalib pernah berkata: 'allimu auladakum bighairi ilmikum fa-innahum khuliqu lizamani ghairi zamanikum. Ajarilah anak-anak kalian tidak dengan cara dan ilmu kalian, karena mereka memiliki perilaku sesuai dengan konteks zamannya," papar dia.
 
Thobib memaparkan ajaran Sayyidina Ali bin AbibThalib jelas menggambarkan tentang pentingnya pendidikan dan proses pembelajaran anak perlu disesuaikan dengan konteks zaman yang lebih kreatif dan inovatif.
 
"Spirit Merdeka Belajar dan Merdeka Mengajar bisa dibilang mirip dengan konsep yang dimaksud Ali bin Abi Thalib tersebut," ujar dia.
 
Baca juga: Dua Alasan Utama Pergantian Kurilulum 2013 ke Kurikulum Merdeka

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan