"Pertama, rendahnya daya nalar siswa dan pentingnya pengembangan karakter anak," kata Nino, sapaan karib Anindito Aditomo, dalam diskusi bersama Fortadik, Senin, 1 April 2024.
Nino menyebut dua hal tersebut sebenarnya sudah mulai diakomodir oleh Kurikulum 2013. Namun, masih belum terealisasi hingga menyentuh dasar persoalan.
"Dengan materi yang seluas samudera di K13 tentu peningkatan daya nalar dan pengembangan karakter menjadi sulit dilakukan,” kata Nino.
Sementara itu, materi pelajaran di Kurikulum Merdeka sudah dikurangi. Tujuannya, memberikan waktu dan ruang yang cukup bagi guru untuk mengembangkan daya nalar siswa dan pembentukan karakter yang lebih optimal.
“Jadi, kata kuncinya adalah memberikan jam khusus untuk pengembangan karakter anak. Di mana anak harus mengalami proses belajar melalui praktik dan keteladanan,” tegas dia.
Nino menyebut pengembangan karakter siswa harus dilakukan holistik. Aspek sosial, aspek emosional, keimanan, ketakwaan dan lainnya dari anak mesti dikembangkan.
"Dengan demikian Kurikulum Merdeka memberikan ruang yang cukup untuk mengembangkan karakter siswa," ujar dia.
Baca juga: Kemendikbudristek Tepis Kurikulum Merdeka Merepotkan Guru |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News