"Untuk menyentuh generasi millenial, Gerakan Pramuka harus bisa memanfaatkan konten-konten digital, untuk menarik minat mereka," pesan Wamenag di Palembang, dikutip dari keterangan tertulis Kemenag, Minggu, 14 November 2021.
Menurutnya, Pramuka harus perluas medan gerakan di media sosial untuk ikut membentuk generasi milenial yang berkarakter dan berwawasan kebangsaan yang kuat. Menurut Zainut, medan gerakan di media sosial saat ini sangat strategis.
Sebab, Indonesia menjadi salah satu dari empat negara dengan pengguna internet terbesar di dunia, yaitu mencapai 202,6 juta pengguna internet, dengan komposisi 51 persen perempuan dan 49 persen laki-laki. Dari sebaran umur, sebanyak 49 persen pengguna internet di Indonesia berusia 18-25 tahun (millenial), dan 33,8 persen berusia 26-35 tahun.
"Sebanyak 170 juta di antaranya adalah pengguna aktif dan militan di media sosial. Hal ini menjadi potensi yang dapat diarahkan menuju hal-hal yang baik dan produktif," tegasnya.
Baca juga: Kemendikbudristek Ingin 10% Lulusan Perguruan Tinggi Jadi Pengusaha
Baik dalam gerakan di dunia nyata maupun maya, lanjut Wamaneg, aktivis gerakan pramuka PTK bisa menjadi duta moderasi beragama. Yaitu, generasi yang memiliki cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan berlandaskan prinsip adil, berimbang dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa.
Moderasi beragama bukanlah upaya memoderasikan agama, melainkan memoderasi pemahaman dan pengamalan kita dalam beragama. Menurut Wamenag, wawasan moderasi beragama, kultur dan nilai agama yang moderat, yang dipelajari di kampus, harus disebarkan kepada setiap lapisan masyarakat.
Baca juga: Ditjen Pendis Kemenag Diganjar Penghargaan Pembayar Pajak Terbesar 2021
Langgam dan model pendidikan ala Gerakan Pramuka, dengan sistem among, menyenangkan, dan penuh dengan nuansa rekreatif, bisa berkontribusi besar untuk mendesiminasikan moderasi beragama.
"Gerakan Pramuka juga bisa menjadi sarana strategis untuk melakukan tabayun, chek and richek berbagai pemahaman yang jauh dari nilai-nilai inklusifitas," pesannya.
Wamenag berharap PWN PTK mampu melahirkan mahasiswa yang unggul, cerdas, dan berkarakter serta peka terhadap masalah-masalah sosial yang berkembang. "Jadilah kalian orang yang The Best dalam mendesiminasikan moderasi beragama dan nilai-nilai karakter bangsa. Kalau belum bisa, jadilah The First (yang pertama) atau setidaknya menjadi The Difference (yang berbeda), dalam melakoni dan mengisi ruang-ruang pembangunan dan dedikasi untuk NKRI," harap Zainut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News